Budaya  

Di Bantul, Pelajaran Membatik Masih Kurang

BANTUL – Batik merupakan budaya asli lokal Indonesia yang semakin mendunia. Tak heran, ada negara tetangga yang mencoba mengklaim batik sebagai budaya mereka. Untuk melestarikan budaya tersebut, Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal (Dikmenof) kabupaten Bantul mewajibkan setiap sekolah di Bantul memberikan mata pelajaran membatik, sebagai mata pelajaran muatan lokal.
Sementara itu, menurut salah seorang siswa kelas XI SMKN 1 Bantul, Rinda Juliana, pelajaran membatik sangat menyenangkan dan bisa mengenal lebih dalam kebudayaan batik. “Membatik sangat mengasyikan, sayangnya cuma dapat 2 jam pelajaran, harusnya ditambah lagi,” katanya.
Di SMKN 1 Bantul, kelas membatik diberikan seminggu 2 jam mata pelajaran di semua kelas masing-masing jurusan. “Kami sudah usul untuk menambahkan, tapi peraturan untuk mata pelajaran muatan lokal jatahnya cuma 2 jam, ya mau gimana lagi,” jelas Guru Membatik SMKN 1 Bantul, Puri Wanasih, S.Pd.T.
Puri juga menambahkan, antusias siswa dalam membatik saat ini sangat besar. Hal itu dilihat dari keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran. “Untuk generasi muda, pelajaran ini sangat positif, untuk lebih mengenalkan budaya asli Indonesia,” imbuhnya. (ynr)
Redaktur: Azwar Anas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com