Fadli Zon Minta Pemerintah Tingkatkan Kualitas dan Kesejahteraan Guru

JAKARTA– Budayawan sekaligus politisi, Fadli Zon menilai kualitas guru dan kesejahteraan para guru di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut, Guru adalah pelita kehidupan bangsa. Guru mempunyai tugas mulia, mendidik dan mempersiapkan generasi bangsa. Sebagai salah satu mata rantai pendidikan, kualitas Guru mempengaruhi kualitas pendidikan. Pada akhirnya, berpengaruh pada kualitas generasi bangsa.

” Jadi pada hari ini, Senin 25 Nopember 2013, dimana diperingati Hari Guru Nasional sekaligus HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-68, hendaknya dijadikan momentum bagi pemerintah untuk lebih memikirkan peningkatan kualitas dan kesejahteraan para guru,” ungkapnya dalam pers release yang diterima jogjakartanews.com, Senin (25/11/2013) siang.

Fadli Zon menjelaskan, peringatan hari guru nasional juga hendaknya menjadi spirit para guru untuk kembali meneladani para pahlawan bangsa yang berkiprah dalam bidang pendidikan, diantaranya Ki Hadjar Dewantara dan Muhammad Sjafei. Keduanya menurut Fadli Zon adalah tokoh pelopor pendidikan yang berjasa mencerdaskan bangsa. Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta pada 3 Juli 1922. Muhammad Sjafei mendirikan Indonesische Nederland School (INS) Kayutanam di Sumatera Barat pada 31 Oktober 1926.

“Sejak pra-kemerdekaan, Guru ikut berjuang mengusir penjajah. Jenderal Sudirman adalah seorang guru. Guru telah membangkitkan nasionalisme rakyat. Pada 1912, lahir Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang menghimpun guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Pada 1932, PGHB mengambil langkah berani mengubah namanya menjadi Persatuan Guru Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, organisasi Guru berubah menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang diresmikan pada 25 Nopember 1945,” ulasnya.

Kini, Kata Fadli, di era globalisasi, pemerintah harus meningkatkan kualitas dan kesejahteraan Guru. Dari 2,92 juta Guru, baru sekitar 51 persen berpendidikan S-1 atau lebih. Rasio Guru dengan murid di Indonesia sebenarnya sudah ideal, 1:18, artinya 1 Guru mengajar 18 murid. Sedangkan di Korea 1:30, dan Jerman 1:20. Namun distribusi Guru belum merata ke seluruh wilayah Indonesia. Hampir 66 persen wilayah Indonesia kekurangan Guru.

“Distribusi Guru harus sesuai kebutuhan, ada jaminan kualitas guru yang sama dimanapun, serta ada jaminan kesejahteraan dalam penempatan Guru,” pungkasnya. (lia)

Redaktur: Aristianto Zamzami

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com