Budaya  

Wamendikbud: Indonesia The God Father of Batik

YOGYAKARTA – Semenjak 2 Oktober 2009, batik oleh menjadi salah sat kebudayaan dunia oleh UNESCO, peningkatan pendapatan usaha batik dinilai naik secara signifikan. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nuryanti mengatakan, pendapat dari usaha batik, secara nasional mencapai 10 triliun. Sebelum batik diakui UNESCO, kata Wiendu, pendapatan dari usaha batik hanya mencapai kurang dari 2 triliun.

“Mengalami peningkatan 500 persen lebih,” kata Wiendu usai membuka acara pelatihan membatik motif Raja Ampat, Papua di Balai Besar Kerajinan dan Batik, Rabu (23/4/14).

Lebih lanjut, Wiendu menuturkan kalau 70 persen lebih tenaga dari sektor batik adalah perempuan. Tak hanya itu, lanjutny, sampai pada owner atau pemilik modal juga didominasi perempuan.

Wiendu menilai, batik menjadi ‘tempat’ strategis mengentaskan dari kemiskinan. Pasalnya, batik seolah sudah menjadi tradisi. “Dari anak kecil hingga dewasa, bahkan pada saat meninggal juga melibatkan batik. Soal batik, Indonesia sudah the god father,” pungkasnya. (kim)

Redaktur: Azwar Anas

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com