Suara Mercon di Gang ‘Merdeka’

CERPEN – Serpihan kertas-kertas terburai dari petasan yang banyak disulut saat lebaran kemarin, masih berserakan. Hujan yang sempat mengguyur ternyata tak membersihkan, justru menjadikan sepanjang jalan gang ‘Merdeka’ itu menjadi tampak kumuh.

Terlihat dengan terbongkok-bongkok nenek Aminah menyapu di sepanjang jalan gang ‘Merdeka’. Dia kerjakan itu tanpa mengeluh dan tanpa minta bayaran ke warga.

Membersihkan jalan gang ‘Merdeka’ dari sampah mercon, bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan adalah panggilan hati baginya.

Nenek Aminah memang selalu menjadi tauladan, tak hanya bagi anak cucunya, melainkan juga bagi warga komplek gang ‘Merdeka’, terutama dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.

“Saya itu ya berbuat begini yang menyuruh diri sendiri, tak perlu disuruh-suruh,” katanya tanpa harus menyebutkan kata ‘Ikhlas’.

Namun keteladanan nenek Aminah kini telah luntur. Itu bermula sejak terselenggaranya Pemilihan Ketua RT yang memicu konflik berkepanjangan antar warga gang ‘Merdeka’.

Pesta demokrasi RT di gang ‘Merdeka’ menghasilkan suara draw. Kedua kandidat sama-sama didukung 50 warga gang Merdeka yang punya hak pilih. Gugat-menggugat antar keduanya terus meruncing. Dua kali pemilihan diulang, hasilnya tetap sama.

Saat konflik itu semakin memanas, Nenek Aminah yang menginginkan kedamaian di gang ‘Merdeka’ tampil dengan solusi yang dianggap warga kontroversial.

“Kalau pilih RT buat kalian ribut, lebih baik Pak Somad saja yang jadi RT lagi,” katanya.

Kali itu warga Gang Merdeka menolak dengan tegas. Somad sudah dua periode menjabat RT di Gang Merdeka. Somad bahkan dinilai gagal menjadikan Gang Merdeka menjadi kampung yang diinginkan sebagian warga, yaitu kampung yang bersih dan nyaman.

Selama dua periode Somad gagal menertibkan warga yang selalu mengotori gang ‘Merdeka’ dengan mercon saat lebaran. Selalu ada bunyi memekakkan telinga dan sampah-sampah kertas mercon yang berserakan di jalan Gang Merdeka setiap kali lebaran tiba.

Namun warga yang merasa terganggu tak bisa berbuat apa-apa, karena pelakunya adalah sebagian warga Gang Merdeka sendiri. Sayangnya, tak satupun warga yang berinisiatif membersihkan jalan dari gunungan sampah di jalan Gang Merdeka.

Baik pelaku yang menyalakan mercon, maupun warga yang merasa teranggu tak mau ambil pusing pada akhirnya. Jalan kotor saat lebaran malah seolah diangap budaya.

Petugas kebersihan pun lebih memilih mudik ketimbang tetap bekerja menyapu jalan. Saat semuanya tak peduli, hanya Nenek Aminah yang turun tangan angkat sapu.

Hingga berakhir lebaran tahun ini, ketua RT baru belum dilantik karena memang masih bersengketa. Pak Somad tetap menjalankan fungsinya sebagai ketua RT.

Mercon pun masih tetap menggelegar di jalan gang ‘Merdeka’ dan Nenek aminah yang tak lagi menjadi panutan masih dengan ikhlas menyapu jalan Gang Merdeka hingga bersih.

“Kalau bukan saya, siapa lagi?” kata Nenek Aminah.

Keteladanan Nenek Aminah yang bekerja tanpa pamrih untuk gang ‘Merdeka’, telah dilupakan warga yang lebih suka berkonflik antar sesamanya , tanpa kerja nyata yang bermanfaat.

Penulis: Umi Azahra (@UmiAzahra )

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com