Anies Baswedan: Tugas Guru Membangun Siswa Berkarakter Jujur dan Tangguh

ACEH – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengajak para Kepala Sekolah untuk menjadikan para siswa punya karakter jujur dan tangguh, selain juga menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan layaknya taman.

“Tokoh Pendidikan modern Ki Hajar Dewantara menyebut sekolah sebagai taman. Artinya ketika anak datang ke sekolah akan dengan senang hati, dan pulang dengan berat hati. Saya mengajak Ibu Bapak Guru,  Kepala Sekolah untuk menjadikan sekolah kita sebagai tempat yang menyengkan bagi siswa,” kata Mendikbud, dalam acara Silaturahmi dengan Kepala Sekolah se-Kabupaten Aceh Tengah beserta jajaran Pemerintah Daerah, didampingi Sekjen Kementerian Keuangan Kiagus Ahmad Badaruddin, Sekda Provinsi Aceh Dermawan, dan Bupati Aceh Tengah H. Nasaruddin, Minggu (08/03/2015) sebagaimana rilis yang dikirim kepada jogjakartanews.com, Senin (09/03/2015).

Menurut Mendikbud, bila bicara pendidikan kuncinya ada pada Ibu-Bapak guru. Karena guru adalah orang yang paling depan berhadapan dengan para murid sehari-hari. Guru berada di hulu, sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tugasnya di hilir.

“Kunci pendidikan ada pada pendidiknya, bukan di kurikulum atau buku. Sebagai guru, bagaimana menjadikan anak-anak, siswa sebagai pembelajar. Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dan mengispirasi,” kata Anies.

Lebih lanjut Anies menjelaskan, tidak perlu khawatir dengan berapa angka nilai yang mereka peroleh saat ini. Bila siswa  menjadi pembelajar, maka mereka akan menemukan peluang untuk terus berkembang dan mengembangkan diri. Guru yang akan diingat oleh para muridnya adalah yang menginspirasi murid-muridnya. Guru yang mengispirasi perlu membangun karakter siswa.

Menurut Anies, ada dua karakter. Pertama, karakter moral, yakni kejujuran, keikhlasan. Kedua, karakter kinerja yakni seperti tangguh dan ulet. “Jujur saja tapi pemalas, tentu tidak banyak gunanya. Oleh karena itu untuk membangun karakter siswa guru mesti bisa menjadi teladan. Kemudian membiasakan siswa, dan baru mendisiplinkan,”katanya.

Ujian Nasional: Jujur

Dalam kesempatan itu dua orang guru menyampaikan kondisi sekolah sekaligus mengajukan pertanyaan kepada Mendikbud. Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Takengon, Amiruddin menyampaikan kondisi sekolahnya yang meraih prestasi baik, meski baru meluluskan dua angkatan. Antara lain dengan siswa lulus UN (Ujian Nasional) 100 persen.

Sementara itu Kepala Sekolah SD Negeri 7 Takengon, Aceh Tengah, Tajuddin, menanyakan, “Ápakah  nanti untuk sertifikasi guru, latar belakang pendidikan guru harus sesuai dengan bidang studi yang diampu?” Mendikbud menjawab tidak akan seperti itu. “Saat ini masih dimatangkan, nanti pada saatnya akan disampaikan ketentuannya,” kata Mendikbud. “Untuk yang lulus UN 100 persen, mudah-mudahan jujurnya juga 100 persen,” lanjut Anies Baswedan yang disambut tawa para Kepala Sekolah.

Menurut Mendikbud, kejujuran itu penting, karena menjadi bagian dari pembangunan karakter. “Nila kita mendidik anak-anak hanya pintar saja tanpa karakter moral: jujur, saya khawatir kita akan menghasilkan para koruptor yang cerdik. Ini berbahaya,”ujar Mendikbud. Oleh karena ini UN tahun ini (2015) menurut Anies tidak menjadi syarat kelulusan. Agar bukan hanya nilai tinggi yang dicapai tapi juga kejujuran. (pr/kmdkbd)

Redaktur: Yudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com