Terkait Pabrik Semen di Rembang, Cucu KH Hasyim Asyari: Yang Menganggu Berarti Tidak Ingin Indonesia Maju

REMBANG – Dukungan terhadap pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (PTSI) di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah  kian menguat, terutama dari. lima desa yang mengelilingi lokasi pabrik ini yang disebut sebagai warga desa ring 1 tapak pabrik. Lima desa tersebut yaitu Desa Tegaldowo, Pasucen, Timbrangan, Kadiwono, dan Kajar.

Hal itu dinyatakan oleh Eko (30), warga Desa Timbrangan yang saat ini juga bekerja di salah satu kontraktor pembangunan pabrik semen tersebut. Menurut Eko, sudah banyak warga yang mulai merasakan manfaat kehadiran pabrik semen meskipun pabrik masih dalam taraf pembangunan. “Kami berharap pembangunan pabrik cepat selesai, sehingga lebih banyak lagi warga yang bisa bekerja di pabrik nanti,” tuturnya saat ditemui di rumahnya, Kamis (26/03/2015).

Terkait hal itu, Head of Engineering and Construction Division PTSI di Rembang Heru Indra menyatakan bahwa PT SI memiliki komitmen untuk terus meningkatkan prosentase pemberdayaan warga Ring 1 untuk menjadi tenaga kerja di pabrik, baik untuk Sumber Daya Manusia (SDM) skill maupun non-skill.

“Kami juga membuka kesempatan bagi warga Ring 1 yang memiliki perusahaan untuk turut serta berpartisipasi dalam proses pembangunan pabrik,” papar Heru pada pertemuan sosialisasi bulanan antara PT SI dengan warga ring 1 di Kantor Balai Desa Tegaldowo, Senin, (23/3).

Hadir pada pertemuan sosialisasi bulanan tersebut sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh pemuda setempat. Beberapa di antara mereka yang hadir adalah Suyanto, mantan kepala desa Tegaldowo, Ketua BPD Tegaldowo Gatot, dan beberapa tokoh lain yang cukup terpandang di warga.

Mereka mengakui hingga saat ini keterlibatan SDM dari warga Ring 1 dalam proses pembangunan pabrik, baik untuk tenaga kerja maupun badan usaha terus bertambah. Karena itu, mereka berharap pabrik segera bisa berdiri agar masyarakat makin merasakan dampak positif kehadiran pabrik semen di Rembang.

Berkenaan dengan itu, dalam sebuah pertemuan, Manajer Community Development (Comdev) PT SI di Rembang Abdul Manan melaporkan bahwa program-program CSR SI yang sudah ada saat ini akan difokuskan pada penyiapan SDM-SDM yang nantinya diperlukan oleh pabrik semen bila sudah beroperasi, terutama untuk tenaga-tenaga dengan keahlian tertentu.

Salah satu tokoh warga, Slamet, menyambut baik pelaksanaan program Comdev dari PTSI. “Kami memang tidak ingin CSR hanya dalam bentuk fisik saja tapi juga dalam bentuk peningkatan kapasitas SDM warga Ring 1,” ungkapnya.

Pro-Kontra Harus Dihentikan

Pada sisi yang lain, terkait dengan adanya isu pro-kontra yang ada, Lily berpendapat adanya pro-kontra ihwal pendirian pabrik semen ini bagian dari upaya pihak-pihak tertentu yang tidak ingin Indonesia maju. Caranya dengan melakukan adu domba antar warga.

Pernyataan itu  dilontarkan oleh Lily Wahid, cucu Pendiri NU Hasyim Asy’ari kepada Perwakilan Gerakan Desa Cinta Damai (GDCD) seusai acara Suluk Maleman di Rumah Adab Indonesia Mulia di Pati pimpinan Anis Sholeh Ba’asyin, Sabtu malam (21/3) lalu. Bibinya Alissa Wahid ini meminta dalam menyikapi perbedaan itu harus melihat manfaat dan mudharat. “Kalau manfaatnya lebih banyak kenapa kita harus ribut?” katanya.

Daripada berbenturan satu sama lain, Lily menyarankan agar warga Rembang melakukan kegiatan yang lebih baik dan bermanfaat. Dia memisalkan warga mencari produk industri kreatif yang bernilai ekspor untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. “Pelan-pelan harus kita kreasikan kegiatan kreatif yang memunculkan nilai tambah,” kata Lily yang juga menjadi Penasehat Dewan Kreatif Rakyat (GDCD). (Why)

Redaktur: Herman Wahyudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com