Sudah 5 Tahun Sejak Erupsi Merapi, Warga Kali Code Masih Harus Waspada Lahar Dingin

YOGYAKARTA – Sudah lima tahun sejak lima gunung merapi mengalami erupsi tak membuat ancaman dari sisa-sisa meterial gunung teraktif di dunia tersebut berhenti. Sisa-sia material yang ada di gunung tersebut ternyata masih lumayan banyak dan berpotensi memberikan ancaman terhadap wilayah-wilayah yang dilalui sungai yang berhulu langsung dari merapi, termasuk di antaranya wilayah Yogyakarta. Meski volume ancaman tidak terlalu berbahaya namun tetap harus diwaspadai oleh masyarakat di bantaran kali di Yogyakarta. Karena setidak-tidaknya bisa berakibat banjir yang jika tidak diantisipasi akan ‘merepotkan’ warga.

Terbukti, hujan deras yang mengguyur wilayah Yogyakarta dan sekitarnya membuat sungai Kali Code kembali meluap. Hal itu karena di sekitar lereng merapi juga diguyur hujan deras hampir sepanjang malam sejak rabu (22/04/2015) petang, dan membawa sisa-sisa material ke Kali Code, termasuk juga di Kali Gadjah Wong. Sementara banjir terparah terjadi di bantaran Sayyidan, Yogyakarta.

Akibat kejadian ini, warga bantaran kali  melakukan aktifitas bersih-bersih di pagi hari hari, Kamis (23/04/2015). Seperti yang dilakukan oleh warga di RW 04 Surakasan, Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta. Puluhan orang baik tua, muda, bapak-bapak maupun ibu-ibu turun untuk membersihkan rumah mereka dari lumpur. Sebab menurut informasi yang dihimpun jogjakartanews.com, lahar dingin bahkan ada yang masuk ke rumah warga hingga selutut orang dewasa.

“Semalam itu kami tidak dikasih peringatan kalau mau banjir, tiba-tiba air sudah tinggi. Air terus masuk ke rumah setinggi lutut. Lansia dan anak, semalam dievakuasi ke balai RW,”kata salah seorang warga, Winarsih (43) sambil bersih-bersih rumahnya dari lumpur.

Menurut keterangan ketua RW setempat, Endang Hartini setidaknya ada 12 rumah yang kabanjiran lumpur, dan 82 warga baik lansia, tua, muda, balita terkena dampak sehingga harus dievakuasi ke balai RW.

Tidak hanya di Yogyakarta, Bantul yang merupakan area terjauh dari merapi juga terkena dampak lahar dingin hingga menggenangi puluhan rumah warga di sejumlah desa di Bantul, salah satunya di Desa Sorogenen, Kecamatan Sewon. Sejumlah kolam ikan dan 3 hektar sawah siap panen juga rusak akibat terkena banjir dengan kerugian kolam ikan saja ditaksir mencapai 50 juta.

Namun begitu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul akan menkalkulasi jumlah kerugian pasti yang dialami warga. “Ada kolam-kolam ikan memang katanya kena, tapi kerugian baru estimasi belum terverifikasi. Nanti kalau itu kami bekerjasama dengan Dinas Perikanan, kalau sawah yang rusak nanti bersama Dinas Pertanian. Jadi kita tidak salah kalkulasi kerugiannya, kami tidak tangani sendiri,” kata Ketua BPBD, Dwi Daryanto.

Dengan kejadian ini, warga Yogyakarta dan sekitarnya, khususnya yang tinggal di bantaran kali dan yang berpotensi terkana dampak seperti dibantul agar lebih berhati-hati dan mengantisipasi segala kemungkinan jika hujan deras kembali mengguyur. Sebab, meski kecil, ancaman lahar dingin masih selalu ada. (Ning)

Redaktur: Herman Wahyudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com