Romansa Malming, Aming dan Daging

Oleh : Khusnul Imanuddin*

Masih teronggok di pikiran saya, suasana malming (malam minggu), karena masih berstatus muda-mudi sehabis menuntaskan misi LDR menelepon someone spesial ditambah kopi yang masih separoh, tangan ini iseng memencet remote TV. Kenapa saya bilang iseng, karena ini adalah simbolisasi penyalaan TV pertama setelah seminggu melakukan pemboikotan terhadap stasiunnya Hary Tanoe yang masih konsisten nyiarin Anak Jalanan, itung-itung pasti ngurangin rating karena saya ga nonton. Dan alhamdulillah doa saya terkabul, rating anak jalanan turun di peringkat ke 2 digusur oleh D’Academy (tepok jidat, ketawa sendiri sambil mikir, butuh berapa bulan lagi saya harus boikot biar Si Bolang  jadi peringkat pertama)

Kebetulan acara yang saya tonton adalah berita tengah malam, dengan mata yang sudah 5 watt berita yg disiarkan hampir semuanya masuk kuping keluar hidung. Ketika mulut sudah mulai ngiler nahan kantuk,tiba-tiba ada berita yang spektrum informasinya ga keluar di hidung tapi malah nyantol si otak. Tulisan di layar TV saya baca dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya “Jenis Kelamin Istri Aming Dipertanyakan DPR”

Sontak semangat ke-Kasino-an saya muncul dengan umpatannya yang legendaris di film Dongkrak Antik, kadal tiit, kecoa tiit, tiiit tiit, tiit, tiit (sengaja tulisannya dibuat blur agar tidak disemprit KPI). Terselip di mulut saya “ini ngapain juga wakil rakyat yang (katanya masih) terhormat mengurusi dagingnya istri orang? Emangnya masih kurang sibuk dengan seabreg reses, rapat pembahasan RUU sampai kunjungan ikatan anggota dewan ke Jepang yang menghabiskan milyaran Rupiah

Data yang saya copy paste dari website DPR-RI ditulis bahwa menurut pasal 20 UUD’ 1945 bahwa tugas dan fungsi DPR ada 3 hal, yaitu Legislasi (membuat UU), Budgeting (Membahas RAPBN) dan Controling ( mengawasi pelaksanaan UU), khusus fungsi Controlling yang diawasi itu pelaksanaan undang-undang, bukan istri orang. Jadi bapak dan ibu yang saya muliakan, jangan kelihatan lebih belagu pake nambah gawean yang ga penting. Jangan-jangan nanti biar makin ngeksis DPR bentuk khusus panitia khusus buat meriksa Evelyn Kartika Anjani (istri Aming). Setelah bentuk pansus nanti pasti mumet gimana cara memeriksanya, masak 500 orang anggota DPR mau ngecek satu persatu dagingnya Evelyn, bisa-bisa disemprit komnas HAM semuanya. Atau mau pakai cara lain, Evelyn dipanggil DPR trus disidang rame-rame sambil ditanya “sebenarnya jenis kelamin anda itu apa?laki apa perempuan?” beuh, kelucuannya ngalahin Cak Lontong.Dan lebih lucu lagi tiba-tiba Evelyn langsung mengikuti jejak para pendahulunya, Zaskia Gotik sama Sonya Deppari. Nah, kalau 2 orang diatas (kok bisa-bisanya) jadi Duta Pancasila dan Duta Anti Narkoba, masak Evelyn nanti didaulat jadi duta daging atau duta kelamin (mohon para netizen tidak memakai saran saya, lebih baik sebelum ditetapkan jadi duta kita bikin petisi di change.org untuk nama yang lebih manusiawi ya).

Padahal data (lagi-lagi saya copy paste) dari CNN Indonesia menunjukkan bahwa kinerja DPR di tahun 2015 masih rendah, dari 39 RUU yang dibahas baru 3 yang disahkan, masak ini masih nambah menu ngurusin daging istri Orang. Biarlah istrinya Aming diurus oleh KUA sebagai lembaga pengesah pernikahan, Dokter kulit dan kelamin yang ngurusi medis, hansip yang ngurusi kamtibmas dan Mbah Midjan si dukun ganteng yang akhir-akhir ini lagi tenar untuk penerawangan ghoib, jangan lapak mereka diambil DPR juga tho, masih banyak kok cara lain kok buat ngeksis

Kalau mau tahu cara ngeksis yang lain dengan tetap ngurusin daging, dengan penuh keikhlasan saya kasih tahu nih bapak-bapak ibu-ibu, karena tugas masyarakat yang baik kan fungsinya memberikan saran dan masukan kepada pemerintah (walaupun sudah 1 gentong saran dan masukan seringkali tidak ada tindakan yang kongkrit juga sih, tapi ga apa-apalah daripada dianggap masyarakat jahat nanti ga bisa ngurus SKCK), pada Konvensi Nasional Indonesia berkemajuan PP Muhammadiyah di UMY Pak Jokowi berstatement “saya ga mau tahu, pokoknya sebelum Lebaran harga daging harus dibawah 80 ribu rupiah”, itu yang ngomong Presiden lho, orang nomor 1 di republik ini, jadi kalau harga daging masih tinggi yang ngedumel nanti seluruh rakyat Indonesia. Beda kalau yang ngomong itu Bu Harni, ibu saya yang paling cantik, paling nanti yang ngedumel mbok Sainah, tukang daging langganan ibu, ujung-ujungnya nanti terjadi perdebatan sengit tingkat tinggi ala ibu-ibu melawan mbok-mbok, setelah melalui lobi tingkat tinggi dalam konstelasi politik cukup panas melewati berbagai manuver, pasti nanti tercapai deal-dealan harga daging, jadi ga usah terlalu dipikirkan.

Ketika pak Jokowi statement seperti itu ingatan saya langsung terbayang pada tokoh anime idola, Monkey D.Luffy. Sebagai presidennya bajak laut Topi Jerami, Luffy juga pernah berstatement tentang daging, kejadiannya pada waktu berpetualang di pulau Skypiea, Luffy juga mengeluarkan instruksi kepada Nami sang Navigator untuk lebih memperhatikan keuangan karena kelompok bajak laut mereka sangat miskin. Lah ndilalah, malah Nami balas membentak Luffy, katanya selama ini uang mereka habis untuk membeli daging makanan Luffy, Pola makan Luffy dalam 1 hari yang bisa menghabiskan berton-ton daging membuat kapal mereka Going Merry nggak bisa diperbaiki, sebagai seorang otaku sejati,saya langsung menyamakan pak Jokowi dengan Luffy, sama-sama pemimpin yang berfisik kurus, ngomongnya ceplas ceplos ga mau tau, Cuma bedanya kalau Luffy itu yang melar badannya karena makan buah gomu-gomu kalau pak jokowi yang melar instruksinya karena sudah disumpah oleh MPR. Tapi sekali-kali memang Legistatif dan Eksekutif perlu Nobar bareng One Piece, selain buat ngilangin stress juga biar tahu pemimpin yang rela berkorban untuk keluarganya itu yang seperti apa

Eh…set dah kenapa sekarang malah keasyikan ngomong ibu saya sama One Piece ya, tapi ga apa-apalah namanya obrolan orang Indonesia makin ngalor-ngidul kan tambah asyik, biar ga kehabisan bahan. Sekarang waktunya kembali ke Laptop. Jadi mengenai masalah daging, seharusnya disini eksekutif yg dipimpin oleh pak Jokowi dan legistatif yang dipimpin pak Ade Komaruddin bisa bersinergi, Pak Jokowi bilang permasalahan melonjaknya harga daging karena jalur distribusi yang gak maksimal, salah satu contohnya permasalahan Dwelling Time di pelabuhan-pelabuhan utama Indonesia masih memakan waktu 7 hari, padahal di Singapura cukup 3 hari sudah selesai. DPR (seharusnya) sebagai mitra pemerintah kemudian bisa melakukan pengecekan langsung di lapangan, apalagi anggota DPR kan punya dapil masing-masing, jadi lebih sistematis kerjanya. Jikalau permasalahan ada di petugas lapangan langsung aja rekomendasikan ke kementerian terkait untuk diganti, tapi jika masalah ada di kebijakan langsung dikebut pembahasannya di Senayan. Kalau perlu dibentuk Pansusnya Pansus Pansus, biar cepet kelar. Undang eksekutif untuk Rapat dengar pendapat biar nyambung.

Bapak ibu anggota legistatif dan eksekutif ga masalah kan jika puasa ngebut rapat, toh rapatnya masih di ruang ber AC dan ada anggarannya pula, itung-itung sekalian ngabuburit juga. Pas bukber nanti menunya pakai daging juga ga apa-apa, soalnya daging banyak nutrisinya, jadi bapak dan ibu bisa berpikir lebih serius. Yah karena bapak ibu legistatif sama eksekutif kan levelnya beda dengan saya yang masih tergolong kaum intelektualitas dhuafa, kalau di bulan puasa yang panas ini saya ga keluar buat nyari penghasilan, bisa ga makan nanti. Setelah berjuang seharian penuh di jalan berdebu, baru buka puasanya nanti bisa makan rendang daging, itu pun dalam bentuk mie rebus. Tapi saya tidak pernah mengeluh loh pak buk, soalnya kan kalian yang mengajarkan kepada saya dan seluruh rakyat Indonesia untuk selalu tegar dan bekerja keras entah apapun hasilnya, sesuai dengan jargon pemerintah kali ini kan ‘Ayo Kerja’. Siap pak-buk, kami siap kerja keras kok, asalkan hasil dari bumi pertiwi ini bisa dinikmati anak cucu kami, bukan imigran-imigran dari Negeri Tirai Bambu yang masuk ke Indonesia secara ilegal. Insya Allah jika masalah daging bisa teratasi sebelum lebaran, Aming ikut senang karena istrinya ga diganggu gugat, rakyat Indonesia bisa bahagia karena minimal 1 tahun sekali mereka bisa makan daging, dan saya pastikan tanpa dikomando masyarakat Indonesia akan menganugerahi gelar duta daging kepada bapak ibu sekalian

Bukannya saya sok tahu atau sok alay bapak ibu anggota eksekutif dan legistatif terhormat, tapi sekarang kan masuk bulan puasa, belum selesai nanti ngurus dagingnya istri Aming dan harga daging yang  makin meroket, saya yakin nanti banyak permasalahan daging lain yang nyangkutnya ke rakyat kecil. Saya aja sudah bisa ngelihat sendiri, jika siang daging yang dijual di warteg-warteg itu mesti akan dipermasalahkan, mau ditutup alasannya untuk menghormati orang berpuasa, tetapi jika dibuka nanti alasannya untuk menghormati perbedaan keyakinan. Jika sudah mulai malam lagi-lagi daging menjadi permasalahan, banyaknya daging-daging yang bersliweran di tempat hiburan malah bikin migrain otak ini, mau disweeping karena dianggap mengganggu kekhusyukan puasa, tapi jika beroperasi alasannya mereka butuh THR buat mudik ke kampung halaman. Jadi di bulan Juni memang pemerintah harusnya ngurusin daging-daging tersebut biar ga pada ribut sendiri-sendiri. Karena itu, atas nama kopi yang tinggal separoh dan rokok yang tinggal sebatang, saya warga negara yang moga-moga dianggap masih baik biar mudah kalau ngurus SKCK ingin mengusulkan di bulan Juni dijadikan sebagai bulan Daging Nasional, tapi untuk memperingatinya ga usah dijadikan tanggal merah ya Pak Jokowi, sudah terlalu banyak tanggal merah di kalender Indonesia, nanti PNS-PNS makin banyak waktu buat berleha-leha

Di tengah kepala yang tambah migrain karena mikir mekanisme pengusulan bulan Juni sebagai bulan Daging Indonesia, kepala sebelah saya yang masih belum terkena Migrain langsung mendapat karomah Tuhan untuk kembali memikirkan si dia, biar romantisme malming saya ga rusak semua, iya betul dia seorang perempuan tangguh yang selalu bekerja keras untuk masa depan. Dia dengan pakaian dan jilbab oranye semakin menambah pesonanya. Dia yang terlihat paling cantik ketika meniup ujung jilbab dengan bibir meronanya. Dia yang selama ini telah mengobarkan semangat saya untuk bekerja keras tak henti-hentinya.  Ga mau terlena oleh masalah daging yang semakin menggila langsung ku tengadahkan tangan dan berdoa “Tuhan, terima kasih telah kau pertemukan aku dengannya, jagalah dia seperti Engkau menjaga Siti Khadijah, Siti Aisyah dan Ummul Mukminin lainnya, dan sekali lagi terima kasih Tuhan Engkau telah menempatkannya di kota kecil di ujung barat yang jauh dari keramaian, soalnya kalau sampai terpantau oleh radar DPR, bisa-bisa mereka langsung membentuk Pansus RUU dengan pertanyaan besar, kira-kira bidadari ini telah jatuh dari Surga tingkat berapa ya?”

Jepara, 4 Juni 2016

Di antara tangga menuju kamar lantai 2

 

*Penulis adalah laki-laki tulen yang ujug-ujug diamanahi jadi Ketua Umum Badko HMI Jateng-DIY, dipasrahi sebagai komisaris Digital Development (Digidev). Selain itu juga pecinta anime One Piece dan pujangga imitasi Kahlil Gibran, bercita-cita jadi tukang riset walaupun bingung nyari foundingnya dimana. Saat ini masih ngidam buku Dunia Anna yang katanya mau dikirim sama Ketum HMI Yogyakarta, Syarifudin El-Azizy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com