Anies Baswedan Batal Hadiri Penutupan BBM

YOGYAKARTA – Paska reshufle kabinet Kerja jilid II, Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) Anis Baswedan, membatalkan beberapa agenda terkait program kementrian yang pernah dipimpinnya. Diantaranya batal menghadiri pertunjukan seni budaya perwakilan pelajar se Indonesia di Gedung Purna Budaya, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,  Jum’at, (29/07/2016) malam. Pertunjukan tersebut merupakan penutupan Kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM) yang digagasnya.

“Pak Anis sedianya menghadiri acara ini karena beliau yang menggagas. Karena suatu hal, beliau tidak bisa hadir,” kata Direktur Kesenian Ditjen Kemendikbud, Endang Caturwati saat memberi sambutan.

Dikatakan Endang, program BBM merupakan program Kemendikbud saat Anies Baswedan menjadi menteri. Program tersebut sebagai upaya pemerintah menguatkan jati diri dan membangunan karakter bangsa melalui pembelajaran seni budaya pada generasi muda.

Kegiatan BBM diikuti 150 pelajar menengah atas dan kejuruan (SMA/SMK) dari berbagai sekolah dari seluruh Indonesia.

Menurut Endang, sebenarnya ada sekitar 605 pelajar dari 25 provinsi yang menginginkan nergabung dalam BBM. Namun, kata dia, tidak semua peserta bisa masuk karena hanya ditargetkan sebanyak 150 pelajar.

Dalam kesempatan tersebut Endang menyampaikan ucapan terimakasih pada 10 maestro yang telah sudi mentransfer ilmu pada para pelajar, selama 10 hari.

“Selamat pada peserta yang selama 10 hari menimba ilmu dan pengalaman serta pelajaran kehidupan dari para maestro yang mungkin tidak diperoleh di bangku sekolah,” ucapnya.

Ke-10 maestro yang menularkan ilmunya kepada para pelajar tersebut antara lain maestro seni melayu, Tom Ibnur dari Jambi; maestro tari gandrung, Temu Misti dari Banyuwangi; maestro tari Bali Ni Ketut Arini. Kemudian, maestro seni teater, Nano Riantiarno yang pegiat teater Koma Jakarta. Hadir juga Sirajul Huda asal Kalimantan Selatan yang merupakan maestro teater tradisi Mamanda.

Dari Seni music, maestro Sundari Soekotjo yang tak lain maestro kroncong, Ismet Ruchimat asal Bandung merupakan maestro seni musik etnik Samba Sunda, dan Amaq Raya asal Lombok yang merupakan maestro seni musik tradisi Gendang Beleq.

Untuk seni rupa, peluis Putu Sutawijaya dari Yogyakarta. Pria kelahiran Bali itu banyak menimba ilmu di Kampus ISI Yogyakarta. Karya-karyanya juga tak asing bagi seni rupa di Yogyakarta. Terakhir, I Made Sidia asal Bali yang tak lain pelaku Seni Multi Media. (dan)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com