Forum Banteng Tangi Turu : IP Calon Tunggal, PDIP Rugi

YOGYAKARTA –  Kebijakan DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kota Yogyakarta yang tidak membuka pendaftaran kandidat calon Wali Kota Yogyakarta dalam Pilkada 2017 mendatang mendapat kritikan dari internal PDIP. Tokoh-tokoh senior serta kader dan simpatisan PDIP  militan yang tergabung dalam Forum Banteng Tangi Turu menilai langkah DPC PDIP Kota tersebut anti demokrasi dan tidak sejalan dengan garis perjuangan partai.

“Menyoal pilkada Kota Yogyakarta, kami menyayangkan langkah DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta yang tidak membuka pendaftaran dan mengajukan calon tunggal. Kami menilai kebijakan tersebut sebagai sikap yang anti-demokrasi dan menunjukkan adanya satu kekuatan yang dominan,” tandas Koordinator  Forum Banteng Tangi Turu, Wawan Siswantono saat menggelar silaturahmi bertajuk:  ‘BANTENG TANGI TURU: Satu seru untuk Jogja baru” di Ndalem Notoprajan Yogyakarta, Sabtu (10/09/2016) malam.

Dikatakan Wawan, keputusan DPC PDIP Kota yang hanya memunculkan satu nama Imam Priyono, kini menjadi blunder. Menurutnya, Sulitnya mencari wakil dan partai koalisi lebih disebabkan faktor ketidaksukaan publik pada calon PDI P.

“Dapat dipastikan PDI Perjuangan harus sendirian , dengan kemungkinan didukung oleh partai yang tidak memiliki basis signifikan, head-to-head dengan koalisi besar partai-partai lain,” tukas Wawan.

Menurut Wawan,  Warga Banteng Yogyakarta,  para pendukung Ibu Megawati, para kader, anggota, simpatisan dan pendukung PDIP serta relawan-relawan demokrasi di DIY percaya bahwa pemilihan umum adalah sebuah mekanisme demokrasi untuk meregenerasi kepemimpinan.

“Akan tetapi bagi kami Pemilu juga merupakan ajang prestis identitas dan afiliasi politik kami sebagai Warga Banteng. Oleh karena itu kekalahan demi kekalahan yang dialami oleh PDI Perjuangan di 3 kabupaten: Gunungkidul, Sleman dan Bantul, bagi kami merupakan kekalahan harga diri. Itu tidak boleh terjadi di Kota,” tegasnya.

Forum Banteng Tangi Turu, kata dia, melihat dibalik kekalahan Pilkada di dua kabupaten tersebut akibat  permainan-permainan dari para elit partai yang tidak jujur dan merusak, yang lebih dilandasi kepentingan pribadi dan kelompok.

“PDI Perjuangan DI Yogyakarta dikangkangi sekelompok elit,” ujarnya.

Wawan menduga  bahwa PDI Perjuangan di Yogyakarta sebetulnya sedang menghadapi pembusukan yang dirancang oleh pihak-pihak yang tidak menghendaki kaum nasionalis menjadi kuat yang melibatkan unsur-unsur dari dalam partai.

Atas dasar hal-hal tersebut forum “Banteng Tangi Turu; Satu Seru untuk Jogja Baru” dengan menyatakan keprihatinan bersama dan dengan ini menyampaikan sikap dan masukan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, antara lain:

  1.  Mendorong reformasi dan demokratisasi internal PDI Perjuangan di Yogyakarta
  2. Dalam rangka menghadapi Pilkada Kota Yogyakarta: tanpa bermaksud mengabaikan faktor kaderisasi, namun dalam situasi saat ini kiranya perlu dibuka ruang bagi tokoh-tokoh dari segenap potensi kader, anggota hingga simpatisan untuk maju sebagai calon dari PDI Perjuanga.

“Sikap ini kami ambil sebagai perwujudan cinta kepada PDI Perjuangan serta cita-cita nasional Bung Karno, karena kembalinya kejayaan PDI Perjuangan adalah kembalinya marwah Partainya Wong Cilik,” pungkasnya.

Sekadar informasi, Silaturahmi Forum Banteng Tangi Turu dihadiri para tokoh PDIP yang namanya kini santer maju dalam Pilkada 2017 mendatang, yaitu RM.  Acun Hadiwidjojo ( KRT Poerbokusumo) dan Chang Chang Wendriyanto. Hadir pula Calon dari jalur Independen Arif Nurcahyo. Sedangkan tokoh lain yang hadir antara lain Tokoh Senior PDIP, Totok Ispurwanto,   Ny. Purwandani, , Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Sujanarko (Koko). Selain itu mantan Aktivis 98 yang kini Ketua SAR DIY, Brotoseno juga hadir menjadi salah satu pembicara. (jn1)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com