Banjir dan Longsor di Gunungkidul Telan Dua Nyawa, Masih Banyak Korban yang Belum Dievakuasi

GUNUNGKUDUL– Hujan deras disertai angin kencang yang menyebabkan banjir bandang dan longsor di Gunungkidul, Selasa (28/11/2017) kemarin, selain merendam hampir seluruh kecamatan di Gunungkidul juga menelan korban jiwa.

Belasan warga Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, dikabarkan terseret banjir. Satu korban meninggal dunia ditemukan terjepit batu di Sungai Tapah, Kecamatan Bayat, Klaten. Korban adalah Ngatimin (25), warga Soko RT 04 RW 08, Desa Mertelu.

Menurut Kepala Desa Mertelu, Tugiman pencarian warganya yang hilang masih dilakukan oleh petugas gabungan  dari berbagai unsure relawan kemanusaiaan.

“Sejak pagi tadi tim sudah menemukan korban yang berada di tepi kali Tapah.

Sebanyak 16 warga sudah dievakuasi, satu korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” kata Tugiman saat dikonfirmasi wartawan.

Dikatakan Tugiman, korban selamat langsung ditangani pihak medis. Rata-rata korban, kata dia, mengalami luka-luka sedang dan berat di tubuhnya. Sedangkan untuk korban yang meninggal, sudah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. 

Hingga saat ini, kata Tugiman, pihaknya masih mendata warga dan menerima pengaduan warga yang hilang. Pencarian korban terseret banjir akan dilakukan sesuai adanya laporan warga yang hilang.

Sementara tanah longsor di alas Prengu, Padukuhan Tangkil, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus menimbun warga yang sedang berteduh di gubug saat berladang. Satu korban dikabarkan meninggal dunia atas nama Tukiran (70) warga Padukuhan Ngande-ande. Sedangkan Suminem ditemukan dalam kondisi selamat meski dalam keadaan syok dan mengalami sejumlah luka, tulang kaki dan tangan patah akibat terjepit tanah, bebatuan serta pohon yang tumbang. 

Menurut kepala Desa Purwodadi, Sucipto, saat kejadian kedua Korban sedang beraktifitas di ladang yang berada di bagian timur pantai Siung.Saat hujan deras turun keduanya berteduh di sebuah gubug. Namun nahas, longsor menerjang gubug dan menimbun kedua korban.

“Korban sebelumnya dilaporkan menghilang saat kejadian banjir dan longsor kemarin. Setelah dilakukan pencarian, korban yang kita cari sejak sore kemarin (28/11/2017) ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia tertimbun longsor malam harinya,” kata Sucipto.

Sucipto menginformasikan, selain warganya, sejumlah hewan ternak di desanya juga banyak yang mati tertimbun reruntuhan longsor.

“Ada 1 ekor sapi dan 5 ekor kambing yang ditemukan mati tertimbun longsor,” imbuh Sucipto.

Di sisi lain, kondisi Bencana banjir Gunungkidul terparah  di dua desa di Padukuhan Bonjing, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo dan Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu. Masih banyak korban di dua titik tersebut  yang belum dievakuasi karena kondisi alam yang tidak memungkinkan.

“Untuk air memang sejak dini hari sudah mulai surut, namun ketinggian air masih belum normal. Sebab, masih di atas 1,5 meter,” kata Kasi Ops Kodim 0730/Gunungkidul Kapten Inf Sugiharto kepada wartawan, Rabu (29/11/2017) siang.

Sugiharto yang terjun ke lapangan langsung mengatakan, kedua desa tersebut saat ini menjadi fokus evakuasi oleh petugas gabungan TNI, Polri, BPBD dan relawan. Selain itu, menurut Sugiharto, tim juga ada yang dikerahkan ke Desa  Rongkop-Girisubo dan Gedangsari.

“Di lokasi tersebut juga ada warga yang belum dievakuasi,” imbuhnya.

Menueurnya, dari data yang masuk ke Kodim 0730/Gunungkidul, hampir setiap kecamatan dilanda bencana baik banjir, longsor, tanah gerak dan pohon tumbang.

Adapun proses evakuasi yang dilakukan oleh TNI dan relawan lainnya menggunakan alat seadanya. Jika tidak terjangkau, nantinya akan menggunakan alat tambahan seperti perahu karet dan alat lainnya.

“Kebutuhan yang mendesak bagi korban bencana diantaranya makanan, obat-obatan, pakaian, dan tempat pengungsian. Saat ini untuk tempat pengungsian yang aman dari banjir sudah hampir penuh,” tambahnya.

Sementara untuk korban jiwa pihaknya belum bisa memastikan karena belum mendapat laporan dari danramil dan anggota yang siaga di setiap lokasi. Namun Sugiharto menegaskan, sesuai perintah Dandim 0730/Gunungkidul, Letkol Inf Muhammad Taufik Hanif, prajurit tetap terus bersiaga dan gerak cepat agar tidak ada korban jiwa dan musibah dapat segera teratasi. Terlebih, kata dia, potensi hujan deras masih terjadi hari ini. 

“Kami akan terus bersiaga dan berkoordinasi dengan BPBD Gunungkidul, dan semua unsur relawan,”  pungkasnya. (kt3)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com