Merajut Kebhinnekaan Zaman Now, Toto Dirgantoro Sampaikan Materi Pancasila di Makrab SAPMA PP Banyumas

BANYUMAS – Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang lahir dan digunakan semenjak tujuh puluh dua tahun yang lalu. Sejarah mencatat bahwa lahirnya bangsa Indonesia dijiwai oleh nilai-nilai luhur Pancasila, sehingga sudah seharusnya Pancasila menjadi nyawa dalam setiap langkah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal tersebut diungkapkan Tokoh Masyarakat Banyumas, Toto Dirgantoro saat menjadi pemateri kebangsaan dalam acara Malam Keabraban Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA-PP)  Banyumas yang di gelar di Wisma Putih Ketenger Baturaden, Sabtu  (10/03/2018) hingga Minggu (11/03/2018).

“Dalam posisinya sebagai dasar negara, Pancasila memiliki beberapa fungsi turunan, yaitu sebagai pandangan hidup bangsa, jiwa bangsa Indonesia, ideologi bangsa, perjanjian luhur bangsa Indonesia, sumber dari segala sumber hukum, cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. jika kita menerapkan Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa, maka bangsa ini akan memiliki kemerdekaannya yang sejati,” ungkapnya dalam acara bertema ‘Merajut Kebhinnekaan Zaman Now’ tersebut.

Dijelaskan Toto, selain sebagai kepribadian bangsa, salah satu fungsi Pancasila yaitu sebagai pandangan hidup seluruh tumpah darah Indonesia. Makna dari fungsi ini, kata dia, yaitu Pancasila merupakan konsep dasar tentang kehidupan seperti apa yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam mengatasi berbagai rintangan dalam perjalanan bangsa Indonesia.

“Dalam konsep dasar dari Pancasila tersebut, terkandung ide dan pikiran terkait kehidupan seperti apa yang dianggap sesuai dan baik bagi negara Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang tinggi. secara singkat dapat kita simpulkan bahwa fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yaitu ia merupakan petunjuk bagi semua kegiatan atau aktivitas hidup di segala bidang kehidupan,” urai tokoh yang pernah mengenyam pendidikan di ILOWA University Amerika Serikat ini.

Sebagai pandangan hidup dari bangsa ini, menurut Toto, Pancasila juga memiliki peran sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernegara. Untuk memahami seperti apa persisnya penerapan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ada beberapa hal yang ia uraikan.

Dikatakan Toto, terdapat dimensi nilai ketuhanan dan ketakwaan dalam sila pertama sebagai pandangan hidup bangsa. Nilai ini, kata dia,  dapat diartikan bahwa bangsa ini mengakui dan meyakini keberadaan Tuhan dan menaati segala perintahnya serta menjauhi apa-apa yang dilarangnya.

“Contoh sila pertama Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari, misalnya hidup dalam kerukunan dan kedamaian antar umat beragama, memberi kebebasan dan kesempatan pada diri dan orang lain untuk melaksanakan ibadah sesuai tuntunan agama masing-masing dan tidak membedakan orang-orang dengan agama yang berbeda dalam pergaulan,” tutur  putra salah satu pendiri Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Soetardjo ini.

Lebih lanjut Toto menjelaskan, nilai Kemanusiaan dan Keberadaban yang merupakan ruh sila kedua memiliki nilai kemanusiaan dan keberadaban. Arti dari kedua nilai ini, kata dia,  yaitu bangsa Indonesia harus senantiasa menggunakan tuntunan hati nurani dan memegang teguh adab dalam segala hal yang dilakukan. Toto mencontohkan penerapan sila kedua antara lain senang melakukan kegiatan yang bersifat kemanusiaan.

Nilai Persatuan dan Kesatuan, kata Toto, jika ditinjau dalam fungsinya sebagai pandangan hidup bangsa, maka memiliki nilai persatuan sekaligus kesatuan.

“Nilai ini mengharuskan kita menghormati segala keanekaragaman yang ada di negara ini. Nilai ini ditanamkan dalam kehidupan sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI. Contoh penerapan sila ketiga antara lain menjaga ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat dengan menjaga persatuan,” imbuhnya.

Nilai Kerakyatan dan Kebijaksanaan yang termaktub dalam sila keempat mengandung dua nilai utama, yaitu nilai kerakyatan dan kebijaksanaan. Arti dari kedua nilai ini menurutnya yaitu kita harus senantiasa mengutamakan kepentingan rakyat dan segala perilaku kita bersumber dari nurani yang sendi utamanya adalah kebenaran dan keadilan.

“Contoh penerapan sila keempat adalah Mengambil keputusan dengan cara musyawarah untuk mufakat (keputusan bulat) dan tidak memaksakan kehendak dan pendapat kita pada orang lain, berperan aktif dalam kegiatan di tengah masyarakat, seperti kerja bakti, pemilihan ketua RT, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Sementara untuk nilai Keadilan dan Nilai Kesejahteraan yang terkandung dalam sila kelima Pancasila menurut Toto  yaitu tercapainya suatu keadaan dimana rakyat dapat menunaikan hak dan kewajibannya dengan baik dan benar, sedangkan nilai kesejahteraan yang dimaksud yaitu keadaan terpenuhinya tuntutan kebutuhan rakyat hingga terwujud kepuasan dan ketenteraman.

“Nilai kerakyatan dapat memunculkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di masyarakat.  misalnya senantiasa berusaha yang terbaik dalam melaksanakan kewajiban dan menikmati hak, menghargai apa yang dilakukan dan diciptakan oleh diri sendiri dan orang lain dan Selalu berusaha untuk membantu orang lain yang kesusahan,”

Toto berharap, dengan mengetahui fungsi ini, diharapkan kader-kader  SAPMA PP  Banyumas dapat menjadi lebih baik dalam mengamalkan nilai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Sekadar informasi, Makrab SAPMA PP  Banyumas kemarin dihadiri oleh Ketua MPC PP Banyumas, Senior Bung Yudho F Sudiro (Iteng) , Ketua PAC Baturaden , dan Ketua SAPMA MPC Banyumas Senior Bung Gigih, Serta beberapa jajaran struktural MPC Banyumas. (kt3)

Redaktur: Syarifudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com