Edutek  

Kemenangan Sekolah Berbasis Agama

Oleh : Teguh Wiyono, M.Pd.I

Menjelang bergulirnya tahun pelajaran baru, para orang tua sudah menentukan sekolah yang terbaik untuk anaknya, baik dari SD/MI ke SMP/MTs atau pun dari SMP ke SMA/MA/SMK/MAK. Ada yang memilih melanjutkan pendidikan anaknya ke sekolah yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, dan ada pula yang menitipkan anaknya di pesantren atau sekolah berasrama (boarding school).

Pada awal tahun pelajaran kali ini, tahun 2018/2019 pola penerimaan siswa baru mengalami banyak perubahan yang dulunya para wali murid dominan menyekolahkan anaknya di sekolah umum kali ini mereka lebih cenderung memasukan anaknya di sekolah berbasis agama.

Harapan orang tua terhadap anak-anaknya tentunya agar kelak menjadi orang yang sukses dalam hal agama dan materi tentunya. Agar suatu saat ketika orang tua sudah berusia lanjut anak-anak dapat memiliki ahlak yang baik dan adab yang baik terhadap orang tua dan mampu hidup mandiri. Orang tua dalam menentukan sekolah untuk anak-anaknya itu tidak boleh sembarangan, sebab di era modern seperti saat ini mudah sekali anak terpengaruh dengan gaya hidup yang tidak terkendali. Era sekarang era milenial, tekhnologi berkembang secara pesat tetapi minus kepribadian hal tersebut yang menjadikan kita sebagai orang tua harus ekstra dan benar-benar tepat.

Menjadikan orang tua sekarang lebih memilih dan lebih nyaman jika anaknya dimasukan di lembaga pendidikan yang notabenenya bebasis agama, yaitu yang sering dikenal dengan sekolah madrasah. Karena orang tua beranggapan pendidikan yang paling tepat untuk bekal masa depan anaknya adalah pendidikan agama, dengan pendidikan agama menjadikan anak lebih santun dan lebih mengormati orang tua sekaligus bertanggung jawab. Meskipun orang tua rela berjauhan dengan anaknya menginap dan tidak tinggal bersama di rumah (tinggal di pondok pesantren)

Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri khas agama, madrasah memegang peran penting dalam proses pembentukan karakter anak didik, karena melalui pendidikan madrasah para orang tua berharap agar anak-anaknya memiliki dua kemampuan sekaligus, tidak hanya pengetahuan umum (IPTEK) tetapi juga memiliki kepribadian dan komitmen yang tinggi terhadap agamanya (IMTAQ). Oleh sebab itu jika kita memahami benar harapan orang tua sekarang menganggap madrasah memiliki prospek yang cerah.

Madrasah memiliki akar budaya yang kuat di tengah-tengah masyarakat, sebab itu madrasah sudah menjadi milik masyarakat. Apabila dewasa ini banyak ahli berbicara tentang inovasi pendidikan nasional untuk melahirkan pendidikan yang dikelola masyarakat (Community Based Management), maka madrasah dan pesantren merupakan model dari pendidikan tersebut.

Madrasah Tidak Kalah

Salah satu kelebihan dari Sekolah Madrasah adalah jumlah kelulusan sekolah Madrasah sangat baik di banding dengan sekolah lain. Hal ini disebabkan karena indikasi kelulusan ujian nasional Madrasah tidak kalah dengan sekolah lain di tingkat nasional. Selain pendidikan formal, Madrasah juga menjamin para siswa dan siswinya pandai dalam bidang agama dan memiliki ahlak yang baik. Sehingga merupakan pilihan yang sangat tepat jika orang tua sekarang ingin membentuk anak yang pandai dalam hal pendidikan formal dan memiliki ahlak yang baik dalam beragama.

Jika kita kaitkan dengan tujuan diselenggarakannya pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk manusia yang beriman kepada Allah SWT. Selain itu diharapkan kedepannya mampu berbudi pekerti, mempunyai pengetahuan umum dan pengetahuan agama yang mantap. Jika semua itu tercapai, maka akan tercipta sebuah kepribadian yang kuat untuk memperkuat pondasi kehidupan di masyarakat dan bangsanya.

Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, maka hanya sekolah yang berciri khas agama seperti Madrasah yang dapat menyajikan dengan  lengkap pengetahuan umum dan pengetahuan agama. Sedangkan Madrasah merupakan sekolah umum dimana penyelenggaraannya di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia. Peranan madrasah sangat dirasakan banyak manfa’atnya dalam membantu mendidik serta mengembangkan anak bangsa.

Seorang manusia bukan perlu cerdas secara intelektual saja, tetapi juga secara kepribadian, sosial, dan spiritual. madrasah adalah tempat yang tepat untuk membentuk beberapa kecerdasan tersebut. Di tengah tantangan yang semakin berat dan ketat, ketika banyak manusia terlalu menghamba kepada IPTEK minus iman dan takwa kepada Allah Swt., di tengah serbuan sekulerisme, materialisme, hedonisme, dan individualisme, dan jauh semakin jauh dari nilai-nilai, madrasah diharapkan menjadi benteng untuk membangun dan menjaga akidah umat.

Selain itu, madrasah melatih kemandirian. Dengan mengikuti pendidikan pesantren anak dilatih untuk mandiri, mengelola dirinya, tidak cengeng, tidak terlalu ketergantungan kepada orang tua. Pada awalnya mungkin sang anak akan merasa tersiksa, merana, merasa dibuang oleh orang tuanya, belum banyak yang kenal. Biasanya serba dilayani, tinggal makan, tinggal minum, tinggal memakai seragam, dan sebagainya, selama di pesantren dia harus melakukannya sendiri. Seiring dengan perjalanan waktu, sang anak pun mulai terbiasa dan akan merasa betah. Apalagi sudah mengenal lingkungan, dan memiliki banyak teman.

Ada perbedaan antara pesantren di masa lalu dengan masa sekarang. Dulu, santri harus menyiapkan makan dan minum sendiri, ngaliwet menggunakan kastrol (sejenis alat penanak nasi), lalu memakannya di atas daun atau nampan bersama santi yang lain, mencuci sendiri, dan menyetrika baju sendiri. Tetapi saat ini dengan sistem pesantren modern, makanan sudah disiapkan oleh pesantren, bahkan mencuci baju pun menggunakan jasa laundry.Tempat tidur pun, kalau dulu cukup menggunakan tikar atau karpet, sekarang menggunakan kasur busa. Intinya, santri sudah dibuat nyaman dan difasilitasi. Walau demikian, ada juga santri yang masih memasak makanan sendiri dan mencuci pakaian sendiri.

Melatih Kemandirian

Pendidikan marasah juga melatih disiplin. Pesantren memiliki tata tertib yang harus ditaati oleh setiap santrinya. Tata tertib tentunya disertai sanksi bagi melanggarnya. Biasanya, pada saat mendaftar, tata tertib tersebut disampaikan pihak pesantren, dan ditandatangani oleh orang tua dan calon santri. Tujuannya agar pesantren dapat melaksanaan mewenangannya untuk mengajar dan mendidik santri sesuai aturan yang berlaku, serta menciptakan keamanan dan ketertiban di lingkungan pesantren.

Kegiatan di pesantren yang juga menyelenggarakan sekolah biasanya dimulai sejak pukul 03.00 dini hari sampai dengan pukul 22.00, yang diisi baik dengan aktivitas keagamaan maupun belajar di sekolah. Setelah itu para santri wajib istirahat. Selama menuntut ilmu di pesantren, para santri dibimbing sekaligus diawasi oleh senior atau ustadznya.

Pada awal-awal santri masuk ke pesantren, tentunya akan terasa berat, karena merasa tidak bebas, dikekang dengan berbagai aturan yang mengikat. Tidak seperti di rumah, bisa bangun, main, makan, minum, dan tidur seenaknya, di pesantren semua ada aturannya, dan harus ditaati, dan jika dilanggar harus siap mendapatkan sanksi.

Kemudian, dengan pendidikan madrasah membangun mental yang kuat. Pendidikan selama sekian lama di pesantren dapat membangun mental yang kuat sebagai bekal kehidupan. Kesuksesan seseorang tidak hanya tergantung kepada kecerdasan intelektualnya (hard skill), juga memiliki mentalitas yang kuat. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard menyebutkan bahwa kesuksesan seseorang 20% ditentukan oleh hard skill dan 80% ditentukan oleh soft skill.

Dengan keunggulan tersebutlah yang menjadikan daya tarik masyarakat untuk menyekolahkan anaknya dan menjadikan sekolah yang berbasis agama mengalami kemenangan dangan jumlah siswa pendaftar yang bertambah banyak, dengan alasan karena dapat menciptakan anak yang berprestasi dalam bidang akademik dan kepribadian sebagai bekal masa depan yang penuh dengan tantangan dan minus kepribadian. (*)

*Penulis adalah Dosen di Universitas Terbuka Purwokerto Pada Fakultas Pendidikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com