Berikan Perlindungan Ideologi Terhadap Anak, KPAI Yogyakarta Kolaborasi dengan IKAL DIY

YOGYAKARTA– Ikatan Keluarga Alumni LEMHANNAS Komisariat Daerah Istimewa Yogyakarta (IKAL-DIY) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Yogyakarta akan berkolaborasi dalam perlindungan terhadap anak, khususnya dalam perlindungan ideologi.

Hal itu merupakan gagasan bersama IKALDIY dan KPAI Kota Yogyakarta setelah menggelar focussed group discussion (FGD) di Sekretariat IKAL DIY, Jalan Gamelan Lor No 6 , Panembahan, Kraton, Yogyakarta, Kamis (20/09/2018) siang.

Sekretaris IKAL DIY, Dr. Mochamad Sodik, S.Sos. M.Si mengatakan, kegitan FGD antara IKAL dan KPAI berangkat dari keinginan bersama-sama untuk memberikan perhatian yang spesifik terhadap perlindungan anak. Menurut Sodik, selama ini ada isu perlindungan anak yang belum banyak diperhatikan, sehingga dalam FGD bersama KPAI Kota Yogyakarta, IKAL ingin bicara hal yang lebih mendasar yaitu perlindungan ideologi.

Selama ini, kata Sodik, banyak yang bicara perlindungan anak namun arahnya hanya pada soal perlindungan hukum, sehingga perlindungan ideologi terhadap anak lepas dari perhatian,

“Padahal, anak justru harus dilindungi ideologinya, karena kita menyadari banyak anak terpapar oleh ideologi-ideologi asing, ideologi-ideologi radikal yang kalau sudah terpapar sangat berbahaya. Anak itu harus mendapatkan the best interest of child, kepentingan terbaik untuk anak. Nah, karena kita punya keahlian dibidang ideologi, maka kemudian dalam sisi perlindungan ideologinya yang kita tekankan,” katanya usai FGD.

Sodik mengungkapkan, sebagai langkah awal mewujudkan gagasan tersebut, antara IKAL-DIY dan KPAI Kota Yogyakarta akan merumuskan sebuah event kebangsaan khusus untuk anak, yaitu Olimpiade bertajuk Cinta Negeri. Kegiatan tersebut menurutnya akan melibatkan banyak pihak, diantaranya sekolah-sekolah, kampung-kampung ramah anak, dan pondok pesantren se wilayah DIY.

Kegiatan tersebut, kata Sodik, akan diselenggarakan puncaknya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2019 mendatang dengan mengambil spot Heritage Ideologis atau tempat yang menunjukkan warisan ideologi dan budaya, seperti  Joglo IKAL dan tempat lain yang dimungkinkan.

“Gambarannya olimpiade lebih spesifik untuk anak, yang dimungkinkan misalnya seperti camp (berkemah) yang disitu  ada kompetisi. Yang jelas FGD ini sudah memberikan kesamaan tentang visi misi dan target kegiatan. Sudah ada tim kecil yang dibentuk untuk merumuskannya. Harapannya kegiatan ini nantinya menjadi pelopor dalam hal perlindungan ideologi terhadap anak,” imbuh Sodik mewakili ketua IKAL-DIY, Sugiyanto Harjo Semangun, M.Si yang behalangan hadir karena tengah menghadiri acara di tempat lain selaku Ketua IKAL-DIY.

Sementara itu Ketua KPAI Kota Yogyakarta, Ki Sutikno menuturkan, anak bukan hanya milik keluarga, melainkan juga asset Negara serta karunia Tuhan yang harus dijaga. Oleh karena itu, kata dia, ada hak-hak anak yang harus diselamatkan yaitu hak hidup, hak tumbuh dan berkembang, hak berpartisipasi serta hak perlindungan.

Menurut Ki Sutikno, ada kegiatan IKAL – DIY yang perlu lebih difokuskan dan diprioritaskan yaitu perlindungan anak, khususnya dalam hal perlindungan ideologi terhadap anak. Sebab, kata dia, dalam IKAL – DIY terdapat sumber daya,  pakar-pakar atau ahli dibidang ideologi,

“Nah apa hubungannya IKAL dalam hal ini dengan KPAI, adalah menyelamatkan anak-anak yang berideologi.  Berideologi yaitu konsensusnya adalah Pancasila, UUD 1945 dari segi state, Bhinneka Tunggal Ika dalam keberagaman dan NKRI  (Negara Kesatuan Republik Indonesia) rasa memiliki dengan jiwa dan raganya,” ungkapnya.

Ki Sutikno mengku prihatin dengan fenomenanya banyak anak anak Indonesia yang tidak mengerti ideologi negaranya, tidak mengerti budaya bangsanya dan siapa para pemiminnya. Ia berharap, sinergitas IKAL-DIY dan KPAI bisa memperkuat parenting (pendidikan orang tua kepada anak) terutama untuk menanamkan ideologi, selain agar tidak terjebak dengan ideology asing juga terhindar dari akibat buruk globalisasi teknologi digital saat ini,

“Waktu mereka terbuang sia-sia. Banyak anak-anak jadi korban hoax, korban bulying, bahkan korban gagasan orang tuanya sendiri sehingga anak menjadi pion yang harus dikorbankan. Harapannya dengan kolaborasi antara KPAI Kota Yogyakarta dan IKAL-DIY ini, anak-anak, khususnya di DIY yang merupakan kota pendidikan ini,  terselamatkan ideologi serta masa depannya,” harap Ki Sutikno.

Hadir dalam FGD beberapa pengurus IKAL DIY antara lain, Karsono, Turino Junaidy, dan Abd Aziz Fais. Sedangkan dari anggota KPAI Kota Yogyakarta, Rohim dan Fika. (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com