Budaya  

Undang Gubernur DIY, Universitas Yale Amerika Serikat Nanggap Wayang Kulit

NEW HAVEN– Dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X menyempatkan diri menyaksikan pagelaran wayang kulit di Yale University, New Haven, Connecticut, Amerika Serikat, Selasa (06/11/2018).

Dalam pementasan wayang kulit tersebut, lakon yang dimainkan ialah ‘Arjuna Wiwaha’, karya sastra klasik Jawa abad ke-11 gubahan Mpu Kanwa. Lakon ini berisi ajaran kesempurnaan hidup Jawa, di mana Arjuna bisa mengalahkan nafsu dalam dirinya, sehingga mencapai derajat Insan Kamil.

“Suatu kehormatan dan memberi kebahagiaan tersendiri karena bisa menyaksikan pagelaran wayang kulit justru bukan di Indonesia. Artinya, seni budaya Indonesia, khususnya Jawa, dikenal di mancanegara,” tutur Sri Sultan sebagaimana dilancir dari keterangan pers Humas Pemda DIY.

Menurut Sri Sultan, seni budaya wayang kini menghadapi tantangan berat dan hanya memiliki dua pilihan. Pertama, menyesuaikan diri dan diterima sebagai ‘wayang baru’, tapi dengan risiko kehilangan makna. Kedua, wayang berhadapan head to head dengan modernisasi dalam ‘sosio-psiko-ekonomi’ komunikasi yang baru pula,

“Implikasinya, kalau tidak mampu mengadaptasi kemajuan zaman, dikhawatirkan wayang akan hanya menjadi barang pajangan di museum,” ungkapnya.

Dijelaskan Sri Sultan, wayang sejatinya membuat kita bisa bercermin tentang kehidupan dan perilaku manusia. Dunia wayang, kata Sri Sultan,  tidak berbeda dengan keadaan di alam mayapada ini,

“Adanya sifat baik dan buruk. Prinsipnya, wayang menawarkan ‘kemungkinan’, bukan ‘kepastian’,” imbuh Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Sekadar mengingatkan, pementasan wayang kulit di Universitas Yale bukan sesuatu yang asing. Salah satu alumnusnya yaitu, Prof. Matthew Isaac Cohen, adalah seorang dalang. Sejarawan dan antropolog yang juga lulusan Harvard ini sudah mempelajari seni wayang kulit sejak tahun 1988 saat menjadi mahasiswa Akademi Seni Karawitan Indonesia Surakarta dengan beasiswa Fulbright. (kt1)

Redaktur: Faisal

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com