Dorong Pemerintah Pulihkan Ekonomi Akibat Corona, Pedagang Kecil Yogyakarta Bentuk Konsorsium Warung Rakyat

YOGYAKARTA – Pemilik  warung rakyat dan pedagang pasar serta sektor informal lainnya Menggelar deklarasi Pembentukan Konsorsium Warung Rakyat. Konsorsium dibentuk untuk mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan sektor ekonomi pelaku usaha kecil yang saat ini semakin terancam mati karena dampak bencana pandemic Covid-19 (Corona),

“Selama ini yang muncul di publik pemerintah seolah lebih memperhatikan sektor ekonomi besar, seperti mall atau mart-mart (Pasar) modern yang sepi. Padahal warung-warung rakyat sudah sepi dari dulu dan sekarang sudah banyak yang tutup,” ujar Koordinator Konsorsium Warung Rakyat, Agus Subagyo, Minggu (12/04/2020).

Agus menjelaskan, deklarasi dilaksanakan pada Jumat 10 April 20, dimulai Pukul 16.00 di kantor Koperasi Pemasaran Segoro Amarto – Pakuncen Wirobrajan Yogyakarta, oleh para pimpinan paguyuban pedagang pasar dan warung rakyat. Pertemuan juga dengan menerapkan social distancing dan tidak lebih dari 10 orang, sesuai anjuran pemerintah.

Menurut Agus, pada dasarnya konsorsium dibentuk untuk membantu pemerintah kabupaten dan kota  se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam hal ketahanan pangan masyarakat, mendampingi rakyat untuk untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, terutama saat ini, di tengah bencana pandemic virus corona (Covid-19),

“Salah satu kegiatan yang akan kami laksanakan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi kerakyatan sebagai alternative recovery (pemulihan) ekonomi akibat bencana covid 19 di DIY berbasis warung rakyat,” ujarnya

Agus menjelaskan, Konsorsium yang beranggotakan ratusan pelaku pedagang pasar, warung rakyat dan usaha non formal se DIY juga akan mengakses berbagai sumber daya terkait dengan program kerjasama warung rakyat baik lokal, regional, maupun nasional,

“Jadi kan selama ini, harga barang di warung rakyat mahal, itu karena kulakannya juga di toko-toko grosir atau toko modern. Nah salah satu bentuk pendampingan konsorsium, kami akan mengupyakan kerjasama dengan produsen langsung agar mensuplai barang ke warung rakyat dengan harga yang lebih murah,” ujarnya.

Dalam waktu dekat Konsorsium juga akan melakukan berbagai kegiatan yang mberikan nuansa ekonomic healing serta recovery (pemulihan) usaha mikro dan sangat kecil. Ini berupa pedagang pasar serta warung rakyat.

Pihaknya juga akan melakukan pendampingan, pengerahan, dan pengawasan menyeluruh  terhadap pelaksanaan kerjasama warung rakyat. Sebab, agus menilai kemiskinan di Yogjakarta saat ini semakin bertambah  dengan situasi darurat Corona. Menurutnya, kemiskinan terjadi bukan karena terkena penyakit tersebut namun lebih kepada dampak sosial ekonomi bahkan politik atas serangan wabah penyakit ini,

“Penyebaran virus corona sangat penting untuk diberantas . Tapi tak kalah penting juga dampak situasi yang mengakibatkan terjadinya kemacetan kemacetan ekonomis secara nasional juga harus dipikirkan dengan lebih serius. Pendampingan dari konsorsium nantinya adalah kita mencoba duduk bersama atau audiensi dengan seluruh pemangku kepentingan baik eksekutif atau legislative di daerah untuk menawarkan solusi dan konsep kami,” tandasnya.

“Sayangnya ini,  semua unsur pemerintah maupun wakil rakyat beralasan tidak bisa membahas saat ini, karena darurat Corona. Lho ini, rakyat kecil sudah banyak yang kelaparan lho karena di rumah saja, dan tak da gaji,” ujarnya.  

Penanggulangan keterpurukan ekonomi sangat perlu diutamakan terutana yang dialami oleh pelaku ekonomi golongan kecil seperti pedagang pasar, warung-warung rakyat yang bertebaran di seluruh kampung di pelosok DIY.

Agus menandaskan, bantuan ekonomi sebagai usaha pemulihan ekonomi merupakan pilihan strategis dari pemerintah disetiap lapisan apakah pusat, provinsi maupun kabupaten,

“Pilihan terbaik mengatasi dampak ekonomi atas covid-19 ini haruslah upaya yang dilakukan mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan yang berada di bawah atau pada sektor informal lebih lagi pada aras warung dan pedagang pasar kecil. Lha wong sebelum ada covid-19 mereka-mereka ini sangat terhimpit posisi ekonominya oleh pasar modern yang dimiliki pemodal besar,” Pungkas Agus Subagyo.(rd1)

Redaktur: Faisal

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com