Kelompok Tani Bunga Krisan Kulonprogo Gunakan Pupuk Berbahan Urine

KULONPROGO– Kelompok Tani Bunga Krisan Guyup di Kalurahan Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo, DIY mengembaangkan pupuk cair berbahan urine (biofertilizer). Dalam pengembangan pertanian deengan komoditas bunga Krisan, kelompok tani mendapat Pendampingan dari UGM. Pendampingan dilakukan untuk mendukung upaya budidaya bunga krisan melalui sejumlah program.

Salah satu program yang dijalankan adalah workshop produksi pupuk cair berbahan urin (biofertilizer) dan kewirausahaan bertajuk “Optimalisasi Potensi Bunga Krisan Melalui Aplikasi Biofertilizer dan Sistem Pemasaran Berbasis Experimental Economics” yang dilaksanakan Rabu (16/06/2021), llalu.  Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat berbasis desa binaan yang didanai oleh DPKM UGM periode 2021.

Workshop dibuka oleh Lurah Gerbosari, Damar A.Md dan diisi Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc (Fakultas Biologi) dan M. Ryan Sanjaya, Ph.D. (FEB). Ryan menyampaikan keunggulan produk krisan Gerbosari adalah sudah adanya kerjasama dengan floris. Dengan begitu, harga tidak dinamis serta batang tanaman yang kuat dan tidak mudah layu dibanding produk pesaing. Hanya saja, produk kelompok tani ini adalah produktivitas yang belum dapat memenuhi permintaan pasar dan warna mahkota bunga yang tidak secerah tampilan krisan dari produk pesaing. Selain itu, kelompok tani ini harus berkompetisi melawan pesaing yang harganya jauh lebih murah karena adanya panen raya. Karenanya perlu ada diversivikasi produk berbahan krisan dan jalur pemasaran alternatif

“Kita harus mengupayakan menjual produk dengan harga yang mencerminkan nilai barang tersebut di mata konsumen, bukan berdasar pada seberapa besar cost yang telah dikeluarkan dalam berproduksi. Maka strategi pemasaran yang selayaknya dijalankan adalah Marketing Mix atau Strategi Pemasaran 4P yaitu promotion, product, price dan place,” kata Ryan dalam keterangan tertulisbyang diterima redaksi, Jumat (18/06/2021).

Sementara Dwi Umi menyampaikan paparan terkait keunggulan biofertilizer atau pupuk cair berbahan urin dan mikrobia. Biofertilizer mampu memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah, berfungsi mengurangi limbah peternakan sekaligus sebagai  pupuk ramah lingkungan.

“Dari analisis potensi produk biofertilizer di Kalurahan Gerbosari ada 19.210 liter/hari. Produk sebesar ini akan mampu memenuhi kebutuhan bukan hanya pertanian krisan di 120 kubung milik kelompok tani, namun juga produk pertanian lain di Gerbosari, misalnya kopi dan padi,” jelasnya.

 Penelitian terkait biofertilizer ini telah dilakukan Dwi sejak 2010 dan diaplikasikan pada berbagai tanaman produksi sehingga menemukan dosis yang tepat. Hasilnya, selain mampu meningkatkan produktivitas, biofertilizer juga menurunkan biaya produksi serta menjaga kualitas media tanah.

Dalam kesempatan itu juga dilakukan praktik pembuatan biofertilizer dari bahan urin kambing dan biang (mikrobia). Urin yang telah ditambahkan biang tersebut akan difermentasi selama 14 hari dan selanjutnya diaplikasikan pada tanaman krisan milik kelompok tani.

Lurah Gerbosari, Damar menyampaikan ucapan  terima kasih atas perhatian UGM telah  mendampingi kelompok tani krisan yang sempat mati suri selama awal pandemi Covid-19 di tahun 2020.

“Saya sangat mengapresiasi UGM yang selalu turun gunung membawa teknologi dan pemikirannya untuk kami. Semoga kerjasama ini terus terjalin dan besar harapan kami, produk-produk kami bisa dikonsumsi dan diterima warga UGM nantinya”, ungkap Damar.

Ketua Kelompok Tani Krisan Guyup, Suharso, mengungkapkan harapannya agar UGM tetap melakukan pendampingan secara berkelanjutan. Diharapkan pendampingan dapat dilakukan minimal hingga tiga tahun kedepan. (pr/kt1).

Redaktur: Faisal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com