Budaya  

Wujud Toleransi, Warga Non-Hindu Panjen Turut Ramaikan Perayaan Nyepi

SLEMAN – Ada sebuah tindakan menarik dari peringatan Tahun Baru Saka 1936 menjelang perayaan Hari Raya Nyepi di Kampung Dero, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Tak hanya umat Hindu yang terlibat dalam acara tersebut. Warga dan pemuda Kampung Dero Non Hindu terlibat aktif membantu upacara tersebut.

Kelompok pemuda Gaya Kreasi Pemuda Pemudi Panjen (GARPA) ikut membantu pembuatan Ogoh-ogoh untuk perayaan acara tersebut. Bahkan, pembuatan tersebut murni inisiatif dari kumpulan pemuda GARPA. Koordinator Tim pembuatan Ogoh-ogoh, Marsahid (39 tahun) mengatakan, keterlibatan kumpulan pemuda GARPA sudah berjalan bertahun-tahun, bahkan sudah sejak tahun 1990-an.

“Ini untuk menjalin kerukunan dan saling membantu. Setiap tahun dijalankan untuk kepentingan bersama,” kata Marsahid seusai acara, Minggu (30/03/2014). Ia menambahkan agar setiap individu tidak mengakui benarnya sendiri. Untuk itu, upacara tersebut dilakukan untuk kepentingan bersama dan untuk menetralisasi lingkungan.

“Acara seperti ini menjadi momentum untuk lebih merekatkan lagi antarumat beragama,” ujarnya.

Ketua Penyungsung Pura, Pinandita Wasi Suryo Mulyono mengungkapkan bahwa pihaknya merasa terbantu dan berterima kasih dengan keterlibatan para Kelompok Pemuda GARPA. Hal itu sesuai dengan salah satu ajaran umat Hindu, Tri Hita Karana; berhubungan baik dengan Yang maha kuasa, dengan manusia, dengan alam. “Kita harus saling toleransi antarumat beragama. Tidak pandang bulu agamanya apa. Saling harmonis,” ungkap Wasi Suryo. (kim)

Redaktur: Azwar Anas

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com