Mewujudkan Keamanan Jajanan Sekolah

Oleh: Anggun Intan Nur Amalia*

Biasanya, siswa-siswi sekolah suka membeli jajanan dari pedagang keliling yang berada di depan sekolah. Jajanan ini memang sangat beragam dan kadang-kadang lebih menarik daripada bekal atau jajanan sehat yang disediakan oleh kantin sekolah. Tidak bisa dipungkiri, jajanan tersebut memiliki rasa yang enak dan harganya murah, sesuai dengan uang saku mereka. Namun, kebersihan, keamanan, dan kesehatan dari jajanan ini masih dipertanyakan

Anak-anak sekolah yang menjadi konsumen jajanan perlu mendapat perhatian khusus karena mereka masih berusia di bawah umur. Pada usia ini, mereka cenderung kurang memperhatikan faktor higienis, kesehatan, dan keamanan dari makanan yang mereka beli. Di sisi lain, para pelaku usaha atau penjual makanan di area sekolah lebih fokus pada bagaimana cara menjual makanan yang menarik dan murah agar bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Mereka seringkali mengabaikan aspek-aspek penting seperti kebersihan dan kandungan gizi dalam makanan yang mereka jual. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi kepada anak-anak mengenai memilih makanan yang sehat dan aman serta memastikan bahwa penjual makanan di sekitar sekolah mengikuti standar kebersihan dan kesehatan yang ketat.

Sering kali anak-anak usia sekolah tidak terlalu memperhatikan aspek kesehatan dari makanan yang mereka konsumsi. Mereka lebih cenderung memilih makanan berdasarkan harga yang murah, rasa yang enak, dan tampilan yang menarik. Sistem pendidikan kita memiliki tujuan untuk menciptakan peserta didik yang sehat, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, perhatian terhadap keamanan pangan di sekolah menjadi sangat penting. Jika makanan yang dikonsumsi anak-anak di sekolah tidak aman atau tidak sehat, hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka dan mengganggu proses belajar mengajar.

Kasus cuci darah pada anak-anak yang disebabkan oleh konsumsi makanan tidak sehat di sekolah semakin menjadi perhatian serius. Jajanan yang dijual di sekitar sekolah sering kali tidak memenuhi standar kebersihan dan kesehatan, sehingga mengandung zat-zat berbahaya yang dapat merusak organ tubuh anak-anak, termasuk ginjal. Akibat dari konsumsi makanan tersebut, beberapa anak terpaksa menjalani proses cuci darah yang menyakitkan dan mengganggu perkembangan mereka. Hal ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap penjual makanan di lingkungan sekolah serta edukasi kepada anak-anak dan orang tua tentang pentingnya memilih makanan yang sehat dan aman. Keterlibatan pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini dan melindungi kesehatan anak-anak dari dampak buruk makanan yang tidak higienis.

Pemerintah telah memberikan perhatian khusus terhadap perlindungan anak sekolah sebagai konsumen jajanan melalui berbagai peraturan. Beberapa di antaranya adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 57 Tahun 2009 tentang Pemberian Bantuan Pengembangan Sekolah Sehat, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Namun, masih banyak penjual di kantin atau di depan sekolah yang tidak memenuhi standar keamanan dan kesehatan pangan. Dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak, terutama pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat, untuk memastikan keamanan dan kesehatan pangan. Orang tua juga perlu berperan aktif dalam mendidik anak-anak mereka untuk memilih jajanan yang sehat dan tidak membiarkan mereka membeli jajanan di luar sekolah yang tidak higienis atau tidak terjamin keamanannya. Selain itu, sekolah perlu menerapkan kebijakan yang mengatur izin berjualan bagi penjual di depan sekolah.

Makanan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan juga dianggap sebagai hak asasi yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan pangan ini tidak hanya sekadar tentang ketersediaan makanan, tetapi juga harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi aman dan sehat. Keamanan pangan menjadi aspek penting, terutama ketika berbicara tentang makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak di sekolah. Anak-anak, yang sedang dalam masa pertumbuhan, sangat membutuhkan asupan makanan yang sehat untuk mendukung perkembangan fisik dan mental mereka.

Perlu adanya edukasi dan pengawasan terhadap makanan yang dijual di lingkungan sekolah. Para penjual makanan harus diberikan pengetahuan tentang standar keamanan pangan, dan pihak sekolah harus aktif memantau serta memastikan bahwa makanan yang tersedia bagi siswa memenuhi standar tersebut. Dengan demikian, anak-anak dapat menikmati makanan yang tidak hanya enak, tetapi juga aman dan sehat, mendukung tujuan pendidikan untuk menghasilkan peserta didik yang sehat dan cerdas.

*Dikutip dari berbagai sumber.

 *Anggun Intan Nur Amalia adalah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal

58 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com