Re Branding Jadi “Scout for Change” Kwarnas Gelar FGD di 6 Kota

JAKARTA – Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka secara resmi melaksanakan Focuss Group Discussion (Diskusi Kelompok Terbatas) di enam kota di seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari rencana kegiatan penelitian untuk Transformasi dan Re-branding Gerakan Pramuka yang dicanangkan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka dibawah kepemimpinan mantan Menpora, Adhyaksa Dault guna menegaskan kembali peran Gerakan Pramuka di Indonesia.

“Kami ingin mewujudkan visi terwujudnya Pramuka yang relevan dengan kebutuhan kaum muda untuk melakukan perubahan, atau yang kami sebut Scout for Change,” terang Adhyaksa yang di internal pramuka akrab disapa Kak Adhy, dalam pers rilis yang diterima jogjakartanews.com, Sabtu (06/12/2014).

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dilakukan dari tanggal 28 November 2014 sampai dengan 11 Desember 2014 di Bali, Makassar, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan akan ditutup dengan diseminasi hasil laporan pada akhir Desember 2014 di Jakarta. Rencananya pemaparan laporan akhir akan dihadiri oleh pengurus Kwarnas, akademisi, praktisi brand, ahli pemasaran, pakar komunikasi dan anggota Pramuka aktif.

Sejak dipimpin Kak Adhy di tahun 2013, Kwarnas Pramuka, mencanangkan Scout for Change sebagai visi terkini Gerakan Pramuka, dengan tujuan agar kegiatan Pramuka dapat kembali dominan dalam membentuk pribadi generasi-generasi muda yang kelak menjadi motor penggerak perubahan negara ke arah yang lebih baik. 

Melihat perkembangan gerakan kepemudaan lain yang menjamur di Indonesia, saat ini nampaknya Kwarnas Pramuka merasa perlu untuk terus melakukan aktualisasi persepsi masyarakat terhadap Pramuka, sehingga dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan demi menciptakan Pramuka yang dapat diterima (acceptable) sehingga anggota Pramuka tetap menjadi generasi pilihan utama yang dapat membangun bangsa di masa depan.

“FGD rebranding ini bertujuan memetakan perubahan persepsi yang terjadi terhadap Gerakan Pramuka dan mengidentifikasi langkah-langkah awal memetakan proses adaptasi terhadap perubahan tersebut,” kata Marbawi, menjelaskan hasil akhir yang diharapkan dari FGD.

”Kami yakin perubahan itu tak terelakan, harus disambut dan diadopsi. Maka dari itu kami ingin beradaptasi dengan  perubahan lewat penyaringan aspirasi yang sekaligus berguna sebagai data dan informasi yang valid, akurat dan teruji secara ilmiah,” Kata kak Marbawi menambahkan.

FGD di enam kota melibatkan berbagai aktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi eksistensi Gerakan Pramuka di Indonesia. FGD akan melibatkan pejabat dan birokrat, anggota-anggota Sangga Kerja (Saka) Pramuka, Pelatih dan Pembina Pramuka, Pramuka Garuda, Andalan Nasional dan Andalan Daerah, Para pengguna media sosial yang berpengaruh (social media influencers), anak muda berprestasi, pengusaha muda, aktivis organisasi mahasiswa serta anak-anak “gaul”.  (pr)

Redaktur: Aristianto Zamzami.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com