YOGYAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan sejumlah pemenang Festival Film Anti Korupsi (Anti Corruption Film Festival/ACFFest) 2014, belum lama ini. Pemenang dari tiga kategori diborong oleh para sineas (filmmaker) muda asal Purbalingga, Jawa Tengah.
Berdasarkan penilaian dewan juri untuk kategori Film Pendek Dokumenter Pelajar, dimenangkan oleh film berjudul “Robohnya Sekolah Kami” karya Uli Retno Dewanti dari Purbalingga. Untuk kategori Film Pendek Fiksi, diraih film berjudul “Ijolan” karya Eka Susilawati dari Purbalingga, serta kategori Video Jurnalisme Warga dimenangkan film “Dilarang Berjalan di Trotoar” karya Nugroho Budi Santoso dari Purbalingga. Sementara untuk kategori Film Animasi diraih film “Adit & Sopo Jarwo Ojek Payung Bikin Bingung” karya Wardana Riza dari Jakarta.
Munculnya sineas-sineas muda berbakat dari Purbalingga menarik perhatian salah satu juri, Alex Komang.
“Purbalingga kini gencar menumbuhkan budaya melalui film. Ini meyakinkan saya kualitas perfilman akan membaik,” katanya, dikutip dari laman KPK Jumat (12/12/2014).
Di sisi lain, Alex yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Perfilman Indonesia mengaku pihaknya akan terus mendukung KPK dalam upaya kampanye pencegahan korupsi melalui medium film.
“Kami tak punya alasan untuk tidak mendukung tugas KPK. Sebab, saya percaya film itu powerfull untuk mencegah korupsi” kata pemeran Yan, tokoh pejabat pemerintah yang jujur dalam film antikorupsi Sebelum Pagi Terulang Kembali.
Juri yang lain, Arturo Guna Priyatna mengatakan, peserta yang masih berusia remaja, sudah bisa menampilkan karya yang menarik, baik dari sisi ide cerita, teknik pengambilan gambar dan penyuntingan.
“Para peserta tidak bisa dianggap enteng. Kualitas membaik dan animo peserta meningkat,” puji Arturo.
Selain Arturo Guna Priyatna dan Alex Komang, juri dalam event tersebut adalah Wahyu Aditya, Totot Indrarto, dan Vivian Idris, Ary Nugroho, Dedie A. Rachim dan Nanang Farid Syam.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja mengatakan, ke depan, penyelenggaraan ACFFest berikutnya akan memperluas cakupan peserta dan meluaskan sosialisasi agar lebih banyak lagi keikutsertaan masyarakat dalam program pencegahan korupsi.
“Kita perlu memperhatikan komunitas dan kelompok pemuda sebagai target penikmat film atau peserta festival,” katanya di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (11/12/12) malam.
Pada ACFFest 2014 yang merupakan rangkaian peringatan hari anti korupsi ini, terdapat peningkatan jumlah peserta dari penyelenggaraan sebelumnya, dari 181 menjadi 333. Peserta tersebut terbagi dalam enam kategori film yang dikompetisikan, yakni Film Pendek Fiksi Pelajar, Film Pendek Fiksi Umum, Film Pendek Dokumenter Pelajar, Film Pendek Dokumenter Umum, Film Pendek Animasi, serta Video Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) bagi kalangan pelajar, mahasiswa, guru, pegiat antikorupsi dan film-maker di seluruh Indonesia. (pr)
Redaktur: Rudi F