Gaspol! Kadin–Disperindag Sleman Perkuat Ekosistem Industri, Produk Lokal Siap Naik Kelas

Pertemuan silaturahmi dan diskusi strategis antara Kadin Sleman dan Disperindag Sleman di Ruang Meeting Dekranasda Sleman, Selasa (30/12/2025). Foto: Ist
Pertemuan silaturahmi dan diskusi strategis antara Kadin Sleman dan Disperindag Sleman di Ruang Meeting Dekranasda Sleman, Selasa (30/12/2025). Foto: Ist

SLEMAN – Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Sleman bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau Disperindag Sleman memperkuat kolaborasi lintas sektor guna membangun ekosistem industri lokal yang berkelanjutan. Langkah ini dilakukan untuk mendorong produk lokal dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Sleman agar naik kelas dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Komitmen tersebut mengemuka dalam agenda silaturahmi, koordinasi, dan diskusi strategis antara jajaran Kadin Sleman dan Disperindag Pemkab Sleman yang digelar di Ruang Meeting Dekranasda Sleman, Selasa (30/12/2025). Pertemuan ini menjadi momentum awal penyelarasan visi pembangunan ekonomi Sleman berbasis potensi lokal.

Ketua Kadin Sleman periode 2025–2030, Yudi Prihantana, mengatakan pengembangan ekonomi daerah ke depan tidak bisa lagi dilakukan secara parsial. Menurutnya, potensi Sleman yang besar—terutama di wilayah utara—perlu dikelola dalam satu kerangka ekosistem yang saling terhubung antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas.

“Sleman memiliki kekuatan di sektor pariwisata, pertanian, industri olahan, hingga ekonomi kreatif. Namun agar berdampak nyata, semuanya harus dikelola secara terintegrasi, bukan berjalan sendiri-sendiri,” ujar Yudi.

Ia menambahkan, investasi yang dibutuhkan Sleman tidak selalu berorientasi pada skala besar, melainkan investasi berkelanjutan yang berbasis potensi lokal dan melibatkan pelaku usaha daerah. Dengan demikian, manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Kita ingin investasi yang menyebar, memberi nilai tambah, dan mendorong pelaku lokal untuk tumbuh. Inilah yang akan membuat ekonomi Sleman lebih kuat dalam jangka panjang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Sleman Dra. RR. Mae Rusmi Suryaningsih, M.T menegaskan bahwa Pemkab Sleman membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya dengan Kadin Sleman. Sinergi tersebut, kata dia, sangat penting untuk mempercepat pengembangan UMKM, investasi, dan industri lokal.

“Pemkab Sleman sangat berharap dapat bersinergi dengan Kadin Sleman, khususnya dalam mendorong UMKM agar naik kelas dan semakin berdaya saing,” ujar Mae.

Ia menyebut kolaborasi ini sejalan dengan arahan Bupati Sleman Harda Kiswaya agar pembangunan ekonomi daerah dilakukan secara terintegrasi dengan dunia usaha dan pemangku kepentingan lainnya.

“Dengan sinergi yang kuat, kami optimistis pertumbuhan ekonomi Sleman dapat bergerak lebih cepat dan berkelanjutan,” ucapnya.

Sekretaris Disperindag Sleman Aris Herbandang menambahkan bahwa tantangan UMKM saat ini tidak hanya berhenti pada kemampuan produksi. Menurutnya, penguatan branding, diferensiasi produk, dan akses pasar menjadi faktor kunci agar UMKM benar-benar mampu naik kelas.

“Pelaku usaha tidak boleh berhenti di level binaan. Target akhirnya adalah kemandirian dan daya saing,” tegas Aris.

Ia menilai banyak produk lokal Sleman yang sudah berkualitas, namun belum memiliki identitas dan kekuatan cerita yang mampu menarik konsumen. Padahal, di tengah persaingan pasar, nilai emosional dan kebanggaan terhadap produk menjadi faktor penting.

“Produk yang kuat bukan hanya soal fungsi, tetapi juga soal cerita dan identitas yang melekat,” katanya.

Sebagai langkah konkret, Disperindag Sleman telah mengembangkan gerai etalase produk lokal hasil kurasi di sejumlah titik strategis, seperti Tegangan Asda dan Rumah Sedang. Produk yang ditampilkan telah melalui proses seleksi dari sisi kualitas dan kesinambungan produksi.

“Harga yang tertera di etalase adalah harga asli dari pelaku usaha, tanpa tambahan margin. Ini bentuk keberpihakan pemerintah kepada UMKM,” jelas Aris.

Diskusi juga menyoroti rencana pengembangan kawasan ekonomi Sleman Utara secara terintegrasi, termasuk gagasan revitalisasi Pasar Pakem sebagai simpul ekonomi baru yang mendukung pariwisata, sentra industri, dan aktivitas kreatif masyarakat.

“Ini bukan sekadar membangun pasar fisik, tetapi membangun ruang ekonomi yang hidup dan relevan,” ujarnya.

Melalui penguatan kolaborasi antara Kadin Sleman dan Disperindag Pemkab Sleman, produk lokal diharapkan dapat tampil lebih percaya diri, mandiri, dan mampu bersaing tidak hanya di tingkat daerah, tetapi juga nasional. Pengembangan ekosistem industri yang terintegrasi dinilai menjadi kunci masa depan ekonomi Sleman, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi daerah di tengah dinamika global.

Ke depan, sinergi ini juga diharapkan mampu melahirkan kebijakan yang lebih tepat sasaran, mendorong inovasi pelaku usaha, serta memperluas jejaring pemasaran produk lokal Sleman ke pasar nasional hingga internasional. (pr)

Redaktur: Faisal

60 / 100 Skor SEO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com