SLEMAN – Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (DPD APSI) Kabupaten Sleman mengajak seluruh pedagang pasar untuk memilih pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, yang peduli pasar tradisional.
Sekretaris APPSI Kabupaten Sleman, Sigit Milu Wibawa, SE mengungkapkan, Pilkada yang akan digelar pada Rabu 9 Desember 2020 mendatang adalah momentum untuk memilih pemimpin di Sleman yang berpihak pada bakul (pedagang) pasar,
“Hendaknya bakul pasar berpikiran cerdas dan jernih dalam menentukan pilihan. Lihat visi misi dan program-program yang benar-benar berpihak pada bakul pasar,” ujarnya, Kamis (03/12/2020).
Sigit menandaskan, pedagang pasar khususnya anggota APPSI Sleman harus berjuang mengangkat harkat dan martabat pedagang pasar yang selama ini kurang diperhatikan. Keberpihakan pemerintah Kabupaten Sleman terhadap pedagang pasar selama ini masih kurang dan dinilai lebih mengakomodir pemilik modal yang membuka pasar modern.
Di Kabupaten Sleman, kata Sigit, perkembangan pasar modern begitu pesat, meski banyak yang melanggar Peraturan Daerah (Perda), bahkan banyak yang tanpa ijin resmi,
“Bagaimanapun pasar masih menjadi andalan masyarakat dalam mencari nafkah. Ribuan orang tergantung di pasar apalagi di masa pandemi sekarang ini. Pasar masih jadi tumpuan utama. Jangan sampai bupati terpilih mempunyai kebijakan nyugihke wong sing wis sugih (Memperkaya yang sudah kaya, red) bukannya mengangkat bakul pasar menjadi berkembang,” tegasnya.
Menurut Sigit, masyarakat khususnya pedangan pasar selama ini sudah bisa menilai apakah kebijakan Bupati Sleman, Sri Purnomo selama ini sudah memihak pedagang pasar atau malah membuat bakul pasar terpuruk,
“Direvitalisasinya pasar dengan masif seharusnya diimbangi dengan kebijakan, melalui pengembangan pasar dan kreasi-kreasi serta inovasi, sehingga menjadikan pasar sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat dan andalan masyarakat mencari nafkah,” tandasnya.
Sigit berharap, Bupati terpilih nantinya benar-benar mau dan mampu menegakkan Perda yang berlaku, sehingga benar-benar bakul pasar merasa terlindungi. Sebab, kata dia, bupati punya alat Perda untuk mengontrol pasar modern yang melanggar aturan dan tidak melakukan pembiaran apalagi masa bodoh. Imbas dari tidak ditegakkannya Perda, justru akan membenturkan pasar tradisional dengan pasar modern,
“Seharusnya pasar modern itu berjalan beriringan dengan pasar rakyat. Untuk kawan-kawan bakul pasar kami mengharap untuk memilih pemimpin Sleman yang benar benar mampu mengayomi bakul pasar. Lihat visi misi dan program programnya. Pilih yang ngeruhke wong pasar (mengakomodir aspirasi pedagang pasar, red). Dan jangan karena sesuatu hal kita terjebak dalam suatu pilihan yang ujung- ujungnya kalau dia terpilih malah melindas kita wong pasar lewat kebijakan kebijakannya,” ujarnya.
Sigit menambahkan, seharusnya calon pemimpin mau masuk ke pasar-pasar tradisional untuk mengedukasi pedagang agar tetap menjalankan protokol kesehatan dan hidup sehat dalam berdagang. Selain itu, calon pemimpin juga harus mampu memberi motivasi kepada pedagang pasar agar jangan takut pada covid 19, meski harus tetap waspada,
“Bukannya menjauhi pasar, sehingga kesannya pasar adalah sarangnya Covid 19. Maka saya mengapresiasi dan salut pada salah satu Paslon Cabub dan Cawabub yang mau turun kepasar, ngaruhke dan blonjo nukoni bakul pasar (menyempatkan belanja di pedagang pasar, red). Itu menandakan bahwa pasar layak dan aman dikunjungi bebas dari covid 19,” pungkas Sigit Milu Wibawa. (kt1)
Redaktur: Faisal