YOGYAKARTA – Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mulai memetakan kebutuhan anggaran untuk keperluan pendidikan dan latihan bagi sekolah. Ini terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 secara menyeluruh mulai Tahun Ajaran 2014/2015.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana menjelaskan bahwa sudah ada koordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga DIY sejak tahun lalu untuk memetakan kebutuhan anggaran dalam persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh sekolah.
“Anggaran yang bisa digunakan untuk melaksanakan pendidikan dan latihan bagi sekolah berasal dari tiga sumber, yaitu pembiayaan dari pusat melalui APBN, APBD DIY, atau melalui APBD Kota Yogyakarta,” jelasnya, Jumat (10/1/2014).
Pendidikan dan latihan tersebut akan dilakukan melalui Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK).
“Kami sudah melakukan perencanaan. Namun, karena ada kerja sama dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk sekolah laboratorium, maka pendampingan bisa dialihkan ke perguruan tinggi tersebut,” tambah Edy.
Di Kota Yogyakarta, terdapat 14 sekolah dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas dan kejuruan yang sudah ditetapkan sebagai sekolah laboratorium dari UNY.
Ke 14 sekolah yang ditetapkan sebagai sekolah laboratorium tersebut, yaitu TK Pembina Yogyakarta, TK Negeri 2 Yogyakarta, TK Pedagogia, SD Negeri Tegalrejo, SD Negeri Giwangan, SMP Negeri 1 Yogyakarta, SMP Negeri 7 Yogyakarta, SMA Negeri 4 Yogyakarta, SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMK NEgeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 5 Yogyakarta, SMK Negeri 6 Yogyakarta, dan SMK Negeri 7 Yogyakarta.
“Plotting anggaran yang sebelumnya sudah diarahkan ke sekolah-sekolah tersebut bisa digeser untuk sekolah lain. Kami berharap, kerja sama dengan UNY bisa mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013,” tuturnya.
Oleh karena itu menurutnya pada Tahun Ajaran 2014/2015 sudah tidak ada lagi persoalan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh sekolah di Kota Yogyakarta.
Pihaknya berharap, dalam melaksanakan Kurikulum 2013 guru dapat mengubah pola pembelajaran, yaitu dengan memberikan porsi yang lebih besar kepada siswa untuk beraktivitas sehingga guru hanya bertugas mengarahkan. (ynr)
Redaktur: Azwar Anas