Edutek  

Baznas dan UNU Teliti Kitab Fikih Zakat Paling Komprehensif Karya Ulama Nusantara

Baznas dan UNU Teliti Kitab Fikih Zakat

 

JOGJAKARTANEWS.COM, Yogyakarta –  Manuskrip Fiqh al-Zakat merupakan karya monumental Syaikh Nawawi Yahya Abdul Razak Majene. Ia adalah ulama asal Indonesia yang menempuh studi di Universitas Al-Azhar. Kitab yang ditulis pada 1980-an ini membahas zakat dalam lebih dari 10 jilid, mencapai sekitar 6.000 halaman berbahasa Arab.

Karya itu dipandang sebagai telaah fikih zakat paling lengkap yang pernah lahir dari Asia Tenggara. Namun kondisinya kini rapuh. Beberapa jilid tidak utuh, rusak, dan banyak bagian sulit terbaca, termasuk versi digitalnya. Karena itu, penyelamatan melalui riset dan tahqiq mulai dilakukan.

Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta menandai dimulainya riset tersebut lewat seminar “Menghidupkan Warisan Keilmuan Nusantara” di kampus setempat, Sabtu (22/11/2025). Agenda ini diinisiasi Shafiec UNU Yogyakarta, Baznas RI, dan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

Plh Rektor UNU Jogja, Suhadi Cholil, menceritakan gagasan penelitian ini muncul setelah kunjungan Prof Alwi Shihab. “Beliau memaparkan kisah Kiai Nawawi yang menulis kitab zakat dengan pandangan untuk dunia modern,” ujarnya.

Menurut Suhadi, kitab tersebut penting bagi Indonesia, terutama bagi Baznas, karena selama ini rujukan hukum zakat masih bertumpu pada literatur klasik. “Belum ada panduan yang benar-benar menyesuaikan kebutuhan Indonesia. Karena itu, kitab ini sangat berarti,” tuturnya.

Riset ini akan melibatkan tim besar: 10 penyalin, 10 penahqiq, 10 peneliti, dan 10 penerjemah. Proses dimulai dengan FGD dalam waktu dekat. “Kita ingin seluruh kandungan kitab ini dipahami. Ke depan, akan bagus jika tersedia juga dalam bahasa Inggris,” katanya.

Ketua Baznas RI, Noor Ahmad, menyampaikan rasa bangga pada UNU Jogja yang kini berkembang kuat di bidang STEM. Ia berharap kekuatan akademik kampus dapat memberi dampak besar pada penelitian ini.

“Saya masuk UNU Jogja bangga, bertemu mahasiswa makin bangga. Ini universitas NU masa depan yang dinanti umat,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa Syaikh Nawawi telah menulis lebih dari 2.000 judul tentang zakat. Warisan pemikiran itu sangat penting untuk mengelola potensi zakat nasional yang mencapai Rp327 triliun dan potensi sedekah umat Islam hingga Rp1.257 triliun.

“Jika umat membayar zakat, banyak persoalan dapat ditangani oleh umat sendiri,” katanya.

Baznas berkomitmen mendukung penuh riset dan penyebaran gagasan Syaikh Nawawi. “Semoga ini membawa berkah untuk semua,” imbuhnya.

Seminar ini menghadirkan Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, pakar filologi Islam Prof Oman Fathurrahman, Wakil Ketua Baznas RI Saidah Sakwan, serta Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono.

Gus Ulil menilai karya Syaikh Nawawi Majene sangat istimewa. Menurutnya, tidak banyak ulama yang menulis fikih dalam tema tunggal dengan kedalaman tinggi. “Karya seperti ini langka. Kedalamannya luar biasa,” ujarnya.

Acara turut dihadiri Ketua Kemenag Kanwil DIY Ahmad Bahiej, Rektor UNU Jogja 2017–2022 Prof Purwo Santoso, Ketua Dewan Etik Prof Mukti Arto, dan Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Noorhaidi Hasan.

FULL

57 / 100 Skor SEO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com