Pasca Insiden KRL Jakarta, Rencana FO dan UP Dikaji Ulang


JAKARTA
– Insiden tabrakan antara kereta api rel listrik (KRL) jurusan Serpong -Tanah Abang dengan truk tangki Pertamina yang mengangkut 24 kilo liter bensin, Selasa Pukul 11.20 WIB di lintasan Teluk Betung ke arah Palmerah, dikhawatirkan bisa terulang. Pasalnya, menurut data Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta mencatat sebanyak 100 persimpangan yang bersinggungan dengan perlintasan kereta api masih cukup rawan terjadi kecelakaan.

Sementara data dari Daerah Operasional (Daop) I PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang melansir dari panjang lintasan kereta api di Jabodetabek terdapat 481 pintu perlintasan. Yang terdiri dari 337 perlintasan resmi dan 144 tidak resmi. Semua pintu perlintasan itu sangat rawan terhadap kecelakaan lalu lintas.

Untuk mengurangi resiko tersebut, Pemprov DKI terus mengkaji rencana pembangunan Fly Over (FO) dan Under Pass (UP) di Jakarta. Meski demikian, semua pekerjaan itu harus dilakukan dengan anggaran tahun jamak (multiyears).

Kepala Bidang Jembatan Dinas PU DKI Jakarta, Indrastuty R Okita mengungkapkan, di 2013 telah diawali dengan membuat kajian terhadap pembangunan dua jalan layang dan dua FO.

“Semua itu tersebar Jalan layang untuk Tendean-Ciledug dan akses Terminal Pulo Gebang, FO di Permata Hijau dan Kuningan Sisi Selatan,” ungkapnya kepada wartawan.

Sebelumnya diinformasikan pada APBD 2013, Pemprov DKI berencana membangun 10 FO dan UP untuk mengurangi jumlah persimpangan sebidang dengan kereta api. Namun, program tersebut dikurangani, karena Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuat program jalan lingkar layang (loopline elevated) untuk Kereta api Commuterline Jabodetabek (KCJ). Sehingga program pembangunan FO dan UP bersisa menjadi satu FO yang bersinggungan dengan KA.

Pasca Insiden dengan korban tujuh meninggal dan sekitar 81 orang luka luka (baik ringan, sedang, atau berat), dua UP yang sebelumnya dibatalkan pembangunannya akan ditinjau ulang, karena dianggap cukup prioritas, yaitu di Kartini dan Cenderawasih.

Di sisi lain, korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati telah dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina.atas permintaan PT Kereta Api Indonesia. Pasien yang masih dirawat seluruhnya mengalami luka bakar
“Wini mengatakan dipindahkannya seluruh pasien yang masih dirawat ke RSPP mungkin untuk mempermudah koordinasi” ungkap Humas RSUP Fatmawati Wini Riesta di Jakarta, Selasa (10/12).

Informasi yang diperoleh kontributor jogjakartanews.com di Jakarta, Pihak PT. Kereta Api Indonesia dan Jasa Rahardja memberikan santunan sekitar 65 hingga 115 juta bagi korban tewas, dan sekitar 40 juta bagi korban luka-luka. (ded/lia)

Redaktur: Aristianto Zamzami
.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com