YOGYAKARTA – Ketidakmatangan Peraturan Pemerintah terkait danais melahirkan Peraturan Daerah tentang keistimewaan masih banyak celah dan terkesan mentah. Hal itu membuat penyaluran dana keistimewaan pun akhirnya kurang tepat saasaran.
Gubernur DIY, Sultan Hamengkubuwono X mengaku belum sinkronnya dana keistimewaan tersebut lantaran mengacu pada peraturan daerah yang belum spesifik. Sultan mencontohkan salah satu Perda Keistimewaan yang menyebutkan, danais digunakan untuk melestarikan serta mengembangkan hasil cipta, rasa, serta karya masyarakat DIY.
“Nah yang dimaksud kebudayaan ini apa. Kebudayaan yang seperti apa. Ini kan masih longgar dan belum jelas,” ujarnya, Senin (13/1/2014).
Sultan bahkan menanyakan, apakah kebudayaan yang dimaksud juga termasuk di antaranya membangun pola pikir masyarakat agar mempunyai budaya demokratis, budaya bersih, dan budaya intelektual. “Maka ini yang akan menjadi penelitian ke depan agar danais lebih tepat sasaran selain untuk SKPD,” tambahnya.
Sementara itu, Sekda DIY, Ichsanuri menjanjikan tahun 2014 akan digunakan untuk memetakan macam-macam kebudayaan yang dimaksud. Pihaknya bahkan telah mengumpulkan seluruh elemen di DIY termasuk diantaranya para seniman dan budayawan.
“2014 ini kami harapa semuanya selesai, agar danais bisa tersalurkan dengan baik,” ujarnya. (war)
Redaktur: Azwar Anas
