JAKARTA – Polisi membantah ada pendukung Prabowo-Hatta yang terluka tembak terkena peluru tajam saat menggelar aksi di silang monas, Jakarta, Kamis (21/08/2014).
“Tidak ada, itu saya pastikan hoax (berita bohong). Kami tidak ada yang menggunakan senjata tajam, baik dari Polri maupun TNI,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes. Pol Rikwanto.
Menurutnya, adanya isu tersebut merupakan strategi dari para demonstran untuk membangun opini publik.
“Biasanya memang massa aksi awalnya melakukan orasi, lalu profokasi, dan membangun opini. Nah isu ini (penembakan dengan peluru tajan,red) mulai membangun opini,” ungkapnya.
Menurut Rikwanto, polisi memang mengamankan 4 pendemo yang diduga provokator. Sementara yang terluka ada 3 orang terluka. Ketiga orang yang terluka tersebut, kata dia, adalah pengendara mobil unimog yang memaksa menerobos kawat berduri dan barikade polisi.
“Tiga yang terluka itu dibawa ke Rumah Sakit, kemudian baru dibawa ke Polda,” tukasnya.
Rikwanto juga menyayangkan massa yang anarkis, karena dalam ijinnya, massa berjanji akan melakukan aksi damai.
“Temanya kan aksi damai mendukung MK untuk memberi keputusan yang adil, kok bertindak anarkis. Pemberitahuan yang kami terima hanya serkitar 100 orang, ternyata ribuan, ini kan juga tidak sesuai,” tukasnya.
Sementara menurut kabar yang beredar di kalangan awak media, versi kubu Prabowo-Hatta ada 38 orang yang terluka. Mereka dirawat di beberapa rumah sakit di wilayah Jakarta.
Namun hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari kubu Prabowo-Hatta.
Sementara hingga berita ini diturunkan, Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) masih membacakan amar putusan terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU).
Beberapa dalil pemohon dinilai tidak jelas, dan beberpa permohonan pemohon dalam beberapa amar putusan yang sidah dibacakan para hakim, banyak yang tidak dikabulkan. (ded)
Redaktur: Rudi F