YOGYAKARTA – Kelangkaan premium (bensin) di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Yogyakarta mulai membuat mayarakat resah. Kelangkaan bensin yang terjadi sejak tiga hari terakhir tersebut dikhawatirkan akan berpengaruh dengan bahan-bahan kebutuhan pokok (sembako).
“Biasanya memang kalau bensin langka harga jadi mahal. Kalau tidak tersedia di pom bensin , maka biasanya orang beli bensin di eceran dan harganya lebih mahal. Kalau sudah begitu harga-harga kebutuhan lain pasti akan naik, karena operasional transportasi juga naik,” ujar pengamat sosial dan hukum dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY), Hartanto, SE, SH.M.Hum kepada jogjakartanews,com, Senin (26/08/2014).
Menurutnya, jika memang kuota BBM sesuai Undang-Undang APBN Perubahan 2014 hingga Desember mendatang hanya 146 juta kilo liter kubik, maka yang dilakukan pertamina tidak melakukan pengurangan pasokan secara ektrim, sehingga menyebabkan kelangkaan bensin di beberapa daerah, termasuk yogyakarta.
“Pertamina sendiri menyatakan ketersediaan BBM lebih dari cukup, tapi kenapa terjadi kelangkaan? Ini kan berarti ada pengurangan pasokan yang ekstim. Saya berharap Pertamina bisa membuat strategi yang tepat agar pasokan lancer meski ada pengurangan,” katanya.
Sebelumnya kepada wartawan, Senin (25/08/2014), Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menyatakan untuk ketersediaan BBM bersubsidi harus ada kuota harian. Dengan demikian diharapkan sampai 31 Desember masih tersediaBBM bersubsidi.
Meskipun ada pembatasan kuota Raja Keraton Yogyakarta berharap BBM bersubsidi itu ada setiap hari. Sehingga tidak ada aksi borong BBM bersubsidi yang dilakukan oleh masyarakat dan ketersediaan BBM bersubsidi masih ada sampai 31 Desember.
“Kalau maunya BBM bersubsidi terpenuhi semua ya tidak usah ada kuota. Yang tahu jatahnya kuota BBM bersubsidi untuk DIY itu Pertamina. Tapi saya berharap BBM bersubsidi tiap hari harus ada,”tuturnya. (ian)
Redaktur: Rudi F
