YOGYAKARTA – Sepertinya masalah dibidang energi tidak ada ujungnya di negara ini. Pemerintah seperti tidak tau harus berbuat apa, pemerintah seperti tidak punya konsep jelas menuju Ketahanan Energi Nasional. Demikian seperti disampaikan pengamat Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahean dalam keterangan pers kepada Jogjakartanews.com, Jumat (26/06/2015).
Ferdinand menyoroti permasalahan gas nasional yang saat ini berpotensi mengalami over suplai, sementara disatu sisi pemerintah menurutnya seperti tidak punya agenda dan konsep yang jelas mnyaengenai gas nasional, hanya sibuk mengurusi harga minyak yang naik tiap bulan. “Kementrian ESDM harus bekerja lebih keras, jangan hanya sibuk ngurusin harga minyak saja tiap bulan,” pungkasnya.
Menurutnya satu hal yang sangat penting dan butuh perhatian serius dari pemerintah adalah mewaspadai banjirnya pasokan gas dipasar domestik karena tidak terserap, sementara ada ketentuan pelarangan ekspor dan mengutamakan gas untuk kebutuhan domestik.
“Kementrian ESDM harus segera kordinasi aktif dengan Kementrian BUMN. Suplay gas domestik harus diserap secara maksimal oleh PLN untuk pembangkit. Direksi PLN harus segera mengoptimalkan penggunaan Gas untuk kebutuhan pembangkit. Masa masih harus bakar-bakar BBM untuk pembangkit? sekarang sudah tidak jaman membakar BBM untuk pembangkit, robah semua sistem pembangkit dari Bahan Bakar Minyak ke Gas,” terangnya.
Ia lantas mencontohkan pemanfaatan gas dari FSRU LAMPUNG milik PGN harusnya dimaksimalkan PLN. PLN menurutnya jangan mengandalkan BBM secara terus menerus sebab terlalu mahal. “Maksimalkan penggunaan gas, sehingga PLN bisa berhemat, PGN dapat kerjaan, dan pasokan gas dipasar lokal terserap sehingga harga gas domestik tidak anjlok karena banyaknya pasokan.
Kebijakan-kebijakan seperti itu menurut Ferdinand memang terkesan sepele, tapi jika dihitung dampaknya secara global sangat besar. “Ini kerjaan mudah yang hanya butuh kemauan untuk berobah kearah yang lebih baik. Atau PLN terlalu nyaman dengan bakar-bakar BBM?” tegasnya.
“Dalam kesempatan ini, kami meminta kepada Presiden Jokowi agar memerintahkan mentri-mentri terkait bersama BUMN terkait untuk segera duduk menindak lanjuti ide ini. Jangan biarkan kesalahan terjadi dan berlangsung terus menerus. Segera PLN kordinasi dengan PGN dan Pertamina, pembangkit mana saja yang bisa disuplay gasnya. PLN HEMAT, PGN PERTAMINA UNTUNG, NEGARA MAKMUR,” imbuh Ferdinand. (Sya)
Redaktur: Herman Wahyudi