Ini Cara Kolinlamil Bersihkan Kapal Perang dari Hama

JAKARTA –   Dinas Kesehatan Komando Lintas Laut Militer (Diskes Kolinlamil) melaksanakan swakelola fumigasi di kapal perang yang berada di bawah pembinaan  Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya, KRI Banjarmasin-592 yang sandar di Dermaga Semampir Surabaya, Jumat (12/01/2018). 

Kegiatan swakelola fumigasi yang dipimpin Perwira pengawas dari Diskes Kolinlamil Kapten Laut (K) drg. Jarot Wicaksono membawa 10 orang anggota tim fumigasi dari Diskes dan Balai Pengobatan (BP) Satlinlamil Surabaya. Fumigasi di KRI Banjarmasin 592 ini merupakan kegiatan pertama di awal tahun 2018 dan triwulan pertama dari program kerja Diskes Kolinlamil untuk membersihkan kapal perang dari hama.

Menurut Kadiskes Kolinlamil Letkol Laut (K) dr. Pujo Dwi Laksono, M.Kes., Sp.THT bahwa pelaksanaan Fumigasi di KRI merupakan hal yang sangat penting.

“Fumigasi merupakan salah satu cara pengendalian hama secara kimia dengan menggunakan pestisida yang diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan lingkungan yang sehat di dalam kapal perang terutama bagi anak buah kapal selama melaksanakan kegiatan dan aktivitas di kapal perang dalam kegiatan operasi maupun selama di pangkalan,” katanya, dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Sabtu (13/01/2018).

Lebih lanjut Kadiskes mengatakan, fumigasi ini merupakan program kerja Diskes Kolinlamil dengan skala prioritas untuk pemeliharaan kapal perang dari serangan hama diantaranya: Tikus, Kecoa, Lalat, dan Laba-Laba serta hama lainnya yang dapat merusak kelengkapan peralatan  dalam mengoperasikan kapal perang.

“Demikian juga dapat membasmi keberadaan nyamuk Aedes Aegypti yang dapat menyebabkan demam berdarah maupun jenis nyamuk Anopheles yang bisa menyebabkan penyakit  malaria yang mungkin bersarang di kapal perang,” imbuhnya.

Dalam pelaksanaannya, fumigasi  dimulai dari penyemprotan/pengasapan sampai bekerjanya obat secara efektif  dibutuhkan waktu sekitar  20 sampai 24 jam dengan kondisi ruang-ruang kapal perang tertutup rapat dengan menggunakan  obat jenis Methyl Bromide 98 %.

Sementara untuk bagian atau daerah pojok-pojok kapal, setelah dilaksanakan fumigasi disebarkan Mephos berbentuk tablet guna memaksimalkan pemusnahan tikus, kecoa, lalat dan laba-laba serta hama lainnya,

“Selanjutnya dilaksanakan pengeluaran asap yang mengandung obat  tersebut dengan membuka ruang-ruang kapal dan dilaksanakan penyedot udara dengan menghidupkan blower/penyedot udara sampai dinyatakan kondisi aman dan sehat dengan menggunakan alat pengukur kesehatan,” tutup Kadiskes. (kln)

Redaktur: Rudi F

 

 

                                                              

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com