Tantangan Perguruan Tinggi Dimasa Depan

Oleh: Tiwi Fadlilatul Azna*

Revolusi 4.0 sudah menanti didepan mata. Mahasiswa adalah peran utama bangsa menghadapi revolusi 4.0. Sehingga muncul pertanyaan, akankah perguruan tinggi sudah sedia menghantarkan para mahasiswa untuk siap menghadapinya?

Ini menjadi PR besar bagi perguruan tinggi. Dimana perguruan tinggi harus mampu  mencetak lulusan dengan keahlian berbasis digital. Harus turut menyongsong generasi penerus yang mampu bekerja dimana pekerjaan itu tidak tergantikan oleh mesin. Serta, harus menyiapkan lulusan yang inovatif dan kreatif.

Desain kurikulum menjadi salah satu sarananya. Dengan desain kurikulum yang terampil sesuai era digital ini akan turut mendorong mahasiswa untuk lebih kritis. Tentunya, desain kurikulum dengan keahlian digital ini takayal sudah dipersiapkan oleh perguruan tinggi. Mengapa demikian? Karena itu diperuntukkan guna menunjang mahasiswa berkreasi sesuai kebutuhan zaman. Guna mengembangkan potensi adaptif kini mahasiswa harus dapat mengakses pelajaran tanpa kenal batas ruang dan waktu. Kapanpun dan dimanapun harus siap sedia dengan berbagai situasi.

Yang kedua yaitu dengan tersedianya sarana prasarana yang mumpuni. Mumpuni yang dimaksud disini adalah perguruan tinggi totalitas menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh para mahasiswa. Tentu yang sesuai dengan arah pembelajaran dan perkembangan baik yang digital, visual maupun kepustakaan.

Sarana bentuk fisik seperti alat-alat canggih di laboratorium dan workshop harus dihadirkan. Sementara fasilitas non fisik seperti pelatihan, pengembangan skil, dan sertifikasi juga tak kalah penting guna menjadikan mahasiswa generasi z ini lebih prima, terarah dan berpengalaman.

Setelah semua telah dirancang dan dipersiapkan oleh perguruan tinggi (baca: kurikulum dan sarana), sebuah pertanyaan pun muncul kembali, tak hanya perguruan tinggi yang harus siap menghadapi tantangan masa depan. Namun, juga mahasiswanya, sudah siapkah dirimu wahai mahasiswa menjadi generasi penerus bangsa di era disrupsi teknologi?

Dengan fasilitas yang telah dirancang oleh perguruan tinggi tentu mahasiswa diharapkan dapat menggunakan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Serta menjadi cambuk untuk lebih semangat menuju pribadi yang intelek, cakap dan berpengalaman.

Benar saja disetiap yang terjadi tentu ada dampak positif dan negative. Seolah ada saja celah untuk berbuat yang tidak baik. Misalnya saja sarana prasarana yang ada disekitar kita salah satunya yaitu Wi-Fi. Seharusnya fasilitas tersebut digunakan untuk meng-update data yang sekarang hampir semua berbasis online, seharusnya digunakan untuk mencari referensi, digunakan untuk pengembangan diri dalam suatu organisasi, dan lain-lain. Namun, ada saja yang menggunakan untuk hal-hal non-produktif seperti contohnya digunakan untuk bermain game online, digunakan untuk bermain media sosial pribadi, men-download sesuatu yang tanpa ada sangkut pautnya dengan pembelajaran, dan masih banyak lagi.

Tanpa disadari itupun juga menjadi tantangan bagi perguruan tinggi dimasa depan. Untuk mengarahkan mahasiswa untuk mengikuti arah gerak yang sesuai dengan harapan suatu perguruan tinggi. (*)

 

*Penulis adalah mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, UIN Walisongo Semarang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com