Yogyakarta — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan pentingnya sinergi lintas generasi dalam membangun birokrasi yang adaptif, berintegritas, dan berdampak nyata bagi masyarakat. Pesan itu disampaikan dalam acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan sembilan pejabat pimpinan tinggi di lingkungan Pemerintah Daerah DIY yang digelar di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Senin (3/11/2025).
Dalam suasana khidmat yang diwarnai semangat pengabdian, Sri Sultan menegaskan bahwa pelantikan bukan sekadar seremoni administratif, melainkan momen untuk memperbarui komitmen pelayanan publik.
“Setiap jabatan adalah amanah rakyat, yang menuntut tanggung jawab, integritas, dan kesungguhan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dalam bingkai keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta,” tutur Ngarsa Dalem.
Sultan kemudian menyoroti tantangan yang muncul akibat perbedaan pandangan antar generasi di tubuh birokrasi. Menurutnya, generasi senior memiliki kebijaksanaan dari pengalaman panjang, sementara generasi muda terutama Generasi Z yang membawa semangat perubahan melalui pendekatan berbasis data, kecepatan, dan makna di balik kebijakan.
“Yang tua mentransfer nilai, yang muda menyalakan inovasi. Keduanya jangan dipertentangkan, tetapi dipadukan menjadi harmoni,” ujar Sultan.
Ia menambahkan, birokrasi yang sehat bukanlah yang seragam, melainkan yang mampu mengolah perbedaan menjadi kekuatan bersama.
Lebih lanjut, Sri Sultan mengajak para pejabat untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kepemimpinan yang berakar pada filosofi “Kawula lan Gusti” hubungan ideal antara pemimpin dan rakyat dalam kebudayaan Jawa.
“’Gusti’ atau pemimpin harus dengan ringan kaki turun ke bawah, berdialog dengan kawula. Dari situlah lahir kebijakan yang membumi,” tandasnya.
Ia juga mengingatkan agar setiap Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi “work leader” dan teladan bagi bawahannya. Pemimpin birokrasi, katanya, bukan sekadar mengarahkan, tetapi juga menginspirasi dan menggerakkan.
“Pikir cerdas, gerak cepat, kerja giat. Program harus tepat waktu, tepat biaya, dan tepat sasaran,” pesan Sri Sultan.
Dalam kesempatan tersebut, Sultan menyinggung pentingnya penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Tematik sebagai kompas pembangunan berbasis dampak. Melalui pendekatan tematik, program pemerintah diharapkan mampu menjawab isu prioritas seperti pengentasan kemiskinan, pengendalian inflasi, penurunan stunting, serta peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Keberhasilan bukan diukur dari banyaknya kegiatan, tetapi dari seberapa besar dampak yang dirasakan masyarakat,” tegasnya.
Sri Sultan juga menekankan peran strategis Sekretaris Daerah (Sekda) dan para Asisten Sekda dalam menggerakkan sinergi lintas OPD agar pelaksanaan program berjalan terpadu dan efisien. Sementara Kepala OPD diminta untuk proaktif menerjemahkan kebijakan menjadi tindakan konkret di lapangan, memastikan setiap anggaran benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat.
Menjelang akhir sambutan, Ngarsa Dalem mengutip bait puisi Kahlil Gibran untuk menegaskan nilai pengabdian dalam bekerja.
“Apakah artinya bekerja dengan pengabdian? Yaitu, membangun rumah dengan penuh kesayangan, seakan kekasihmulah yang akan menghuni rumah itu,” ucapnya, di ruangan Bangsal Kepatihan.
Sri Sultan menutup sambutannya dengan doa dan harapan agar para pejabat yang dilantik mampu menjalankan amanah dengan sepenuh hati.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan memberikan kekuatan dan meridhai setiap upaya dalam tugas yang baru ini. Selamat bekerja dan mengabdi,” tutupnya. (haw)














