Berikut Faktor Maraknya Bunuhdiri di Gunungkidul

GUNUNGKIDUL – Maraknya Kasus bunuh diri dengan cara gantung diri di Gunungkidul menjadi fenomena yang marak terjadi. Dalam dua bulan terakhir tercatat dua orang nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri. Bunuh diri terjadi karena beberapa faktor.

dr. Spesialis Kejiwaan RSUD Wonosari, Ida Rochmawati menjelaskan, orang nekat bunuh diri bisa karena aspek biologi, sosial, maupun ekonomi. Dari aspek biologi karena ada gangguan pada sistem yang mengatur emosi dan tingkah laku di otak.

“Di mana ada neurotransmiter yang bernama serotonin yg jumlahnya turun berakibat perasaan sedih yg berlebihan dan tidak rasional. Hal ini bisa mendorong perilaku bunuh diri,” jelasnya kepada jogjakartanews.com, Jum’at (06/12/2013).

Dari sisi psikologi, kata Ida, adanya jenis kepribadian tertentu yakni kepribadian schizoid (tertutup dan sensitif) lebih rentan terhadap depresi. Sementara itu dari sisi sosial ekomomi karena adanya stresor yg memicu keinginan bunuh diri.

“Namun demikan hal itu tidak terjadi begitu saja. Ada faktor resiko yang mendasarinya,” kata dokter yang juga Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gunungkidul ini.

Ida menambahkan, faktor resiko yang mendasari misalnya percobaan bunuh diri yang gagal, gangguan jiwa yg dialami sebelumnya dan penyakit kronis yg menyertainya. (dit)

Redaktur: Azwar Anas

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com