Pasar Telo Riwayatmu Kini

YOGYAKARTA – Kondisi Pasar Telo yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Karangkajen, Kecamatan Mergangsan, kota Yogyakarta sangat memprihatinkan. Tak seperti pasar tradisional lainnya yang ada di kota Yogya. Pasar Telo nampak terlihat kumuh dan tak terawat.

Lapak-lapak yang terbuat dari dinding batu-bata terlihat kusam bahkan atap dan pintu-pintu yang terbuat dari kayu dan seng juga nampak jelas telah lapuk dimakan waktu, yang lebih memprihatinkannya lagi lantai pasar tersebut masih beralaskan tanah.

Kondisi pasar Telo merupakan satu-satunya pasar di kota Yogya yang tak pernah disentuh oleh pemerintah hingga saat ini.

Menurut salah seorang pedagang pasar telo, Fatmah (57) mengatakan, Sejak pertama kali mulai berjualan, sekitar tahun 1967, pihaknya belum pernah menerima sekalipun ada bantuan dari pemerintah yang diberikan kepada pedagang.

“Semua diupayakan sendiri oleh pedagang, mulai dari membuat sumur, kamar mandi ataupun merenovasi.”ujarnya Jum’at Pagi (17/1/2014).

Menurut para pedagang, Pasar Telo Karangkajen didirikan sejak tahun 1957. Saat itu terdapat 37 lapak yang seluruhnya merupakan pedagang ketela, namun seiring berjalannya waktu kini tinggal 8 lapak saja yang masih berjualan ketela.

Bahkan dalam sejarahnya Pasar Telo disebut-sebut merupakan satu-satunya pasar ketela yang ada di Indonesia. Setiap hari kurang lebih 8 truk dengan muatan 3 hingga 4 ton ketela melakukan bongkar muatan di pasar ini. Keberadaan pasar ini sudah menjadi bagian bagi masyarakat Karangkajen maupun warga DIY.

Pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan melek mata terhadap kondisi pasar yang sudah lapuk dimakan waktu tersebut untuk segera di revitalisasi agar kondisi pasar lebih nyaman dalam melakukan transaksi jual-beli. (war)

Redaktur: Azwar Anas

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com