Tidak Realistis, Paham ISIS Tak Menarik Warga Yogyakarta

YOGYAKARTA– Kalangan pengamat menilai pandangan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), sulit diterima masyarakat Indonesia, khususnya di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Seruan ISIS agar masyarakat muslim Indonesia untuk datang dan membantu berdirinya Negara Islam dengan sistem khilafah (kekhalifahan) di Irak dan Suriah, adalah pandangan yang tidak realistis.

” Indonesia adalah Negara kesatuan yang berideologikan Pancasila, dan itu sudah final. Nilai-nilai keislaman juga sudah terakomodir dalam tatanan Negara yang lebih demokratis. Jadi saya kira paham ISIS sulit diterima di Indonesia, apalagi di Yogyakarta,” kata sosiolog UIN Sunan Kalijaga, Masroer, M.Si.

Menurut Dosen Sosiologi Agama ini, pandangan ISIS bisa berkembang luas di Irak dan Suriah karena wilayah itu berada dalam suasana kemarahan, kekecewaan, dan konflik.

“Kondisi itu bertolak belakang dengan Indonesia yang memiliki Pancasila dan melindungi kebebasan beragama,” tukas Masroer yang ketua Dewan pembina Sakkhasukma Foundation.

Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, yang menyerukan wajib hukumnya kepada umat muslim untuk ‘hijrah’ ke Negara Islam Irak dan Suriah, juga sebagai pandangan yang bertolak belakang dengan ajaran Islam.

“Islam itu rahmatan lil’alamin. aslama atau damai dan selamat adalah ajaran Islam yang sejati. Maka ajaran ISIS jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam tersebut. Karena ISIS justru mencitrakan Islam dengan penuh kemarahan dan permusuhan,” ungkap mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta ini.

Menurut Masroer, saat ini justru kekuatan agama apapun harus tampil sebagai kekuatan peradaban yang menjalin kerja sama bukan menyebarkan konflik.

Meski tidak menarik, namun ajaran ISIS perlu diwaspadai.

“Memang ISIS sebenarnya tidak relevan, tapi kalau tidak kita cegah, bisa jadi ada yang tertarik nantinya. Tapi Insya Allah masyarakat Yogyakarta yang berbudaya, cinta perdamaian, aman dan nyaman tidak ada yang mau masuk ISIS. Amin,” tutup Masroer. (yud)

Redaktur: Rudi F

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com