YOGYAKARTA – Sejak diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada awal tahun 2016 lalu, muncul kekhawatiran, masyarakat Indonesia tidak bisa bersaing dengan tenaga kerja asing. Namun kekhawatiran itu sebenarnya tidak perlu ada. Pasalnya, tenaga kerja Indonesia tak kalah dengan tenaga kerja Asing
“Jangan melihat sebelah mata pekerja dari Indonesia, kita juga memiliki kemampuan lebih dari pekerja asing. Ada anggapan kalau pekerja asing lebih hebat, lebih segalanya. Itu tidak benar. Negara lain juga ada kekhawatiran jika kemasukan tenaga kerja dari Indonesia,” kata Branch Human Recources Manager Noodle Division PT Indofood, Bezaliel Pakke pada wartawan saat makan pagi bersama Indofood di SD Serayu, Kotabaru, Gondomanan, Yogyakarta, Sabtu (16/04/2016).
Bezaliel mengaku pernah melakukan studi banding ke beberapa negara kawasan Asean terkait ketenagakerjaan. Hasilnya, kata dia, tidak jauh beda dengan yang dialami masyarakat Indonesia.
Menurutnya, persaingan sehat memang dibutuhkan perusahan agar lebih baik kedepan. Termasuk, pekerja asing yang ingin bersaing dengan pekerja Indonesia.
Di Noodle Devision (Indofood), kata dia, ada lebih dari 1000 tenaga kerja, baik dari level bawah sampai level manager, semuanya orang Indonesia. Meski mesin pembuat mieadalah produk impor, tapi operasionalnya ditangani sendiri dan bisa bekerja dengan baik.
Dia mengaku pekerja asing memang mengincar lowongan pekerjaan di Indonesia. Namun, hanya spesifik seperti informasi teknologi, kesehatan atau pendidikan. Bidang tertentu itu hanya untuk jabatan yang cukup tinggi.
“Pekerja asing tidak mungkin bersedia bekerja yang jabatannya rendah karena gaji yang diterima juga tidak banyak. Beberapa negara kawasan Asean juga mengalami kekhawatiran jika tenaga kita berbondong-dondong bekerja kesana. Karena tenaga kita juga bisa bekerja dari yang rendah hingga jabatan tinggi,” jelasnya. (kt1)
Redaktur: Rudi F
