TMMD Diharapkan Kurangi Sembilan Puluh Persen Kampung Kumuh di Pandeyan

YOGYAKARTA – Kampung – kampung  kumuh di bantaran sungai yang ada di wilayah Kota Yogyakarta masih menjadi keprihatinan bersama. Terpanggil membantu pemerintah kota dalam penataan kampung kumuh, Kodim 0734/Yogyakarta memprioritaskan pembangunan di pemukiman warga di bantaran Sungai Gajah Wong, wilayah Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-101 tahun 2018.

Komandan Kodim (Dandim) 0734/Yogyakarta, Letkol Inf Rudy Firmansyah S.E. M.M, mengatakan sasaran TMMD kali ini dilaksanakan salahsatunya bertujuan untuk membantu pemerintah dalam menata perkampungan di bantaran sungai agar lebih layak, terutama untuk hunian. Saat ini, kata Dandim, kehidupan masyarakat di pinggiran sungai Gajah Wong masih banyak yang berada dalam kategori pra sejahtera danrelatif masih kekurangan fasilitas umum yang mampu mendorong perekonomian,

“Masyarakat di pinggiran Sungai Gajah Wong yang masuk wilayah Kelurahan Pandeyan ini masih perlu uluran tangan. Dalam kesempatan ini melalui TMMD kami berusaha membantu masyarakat di sana dengan program-program fisik maupun non fisik,” tuturnya, belum lama ini.

Dandim mengungkapkan, pembangunan fisik yang sudah dilaksanakan sejak Minggu (18/03/2018) lalu diantaranya pembuatan talud di bantaran Sungai Gajah Wong sepanjang 86 meter. Selain itu, kata diam ada sasaran tambahan yakni Rehab RTLH (Rumah tidak layak huni) sebanyak 10 unit, satu unit MCK dan satu unit Balai RW. Ia berharap, dengan diprioritaskannya penataan dan pembangunan bantaran Sungai Gajah Wong dalam program TMMD, akan mengurangi kawasan yang masih kumuh dan tidak layak dihuni masyarakat.

“Mudah-mudahan dengan TMMD ini, sembilan puluh persen kawasan kumuh di sini (Pandeyan) akan berkurang dan nantinya akan kami lanjutkan untuk program berikutnya yang ada di Kota Yogyakarta,” tukas Dandim.

Sementara Sundari, warga RT 47 RW 08 Pandeyan mengatakan banyak warga secara mandiri sudah memangkas sebagian rumahnya untuk mendukung penataan kawasan kumuh di bantaran Sungai Gajah Wong. Dia sendiri sudah sejak Oktober 2017 yang lalu,

“Rumahnya saya sudah mundur 3 meter dari bibir sungai, tapi belum tuntas sehingga kondisi bagian belakang masih berantakan. Setelah dibantu Kodim 0734/Yogyakarta dalam program TMMD ini, kami berharap bantuan renovasi susulan dari Pemkot Yogyakarta,” harapnya.

Atas bantuan bedah rumah dari program TMMD, Sundari mengaku sangat bersyukur sekali karena dengan kondisi keluarganya yang hanya buruh harian, sulit bahkan tidak mungkin untuk mengumpulkan dana dan tenaga memperbaiki rumahnya agar lebih layak huni.

“Selaku warga saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Komandan Kodim 0734/Yogyakarta Letkol Inf Rudy Firmansyah yang peduli dengan masyarakat terutama warga yang kurang mampu dengan menerjunkan anggotanya untuk program TMMD yang sangat bermanfaat bagi masyarakat ini,” katanya.

Salah satu Tokoh masyarakat Pandeyan, Ahmad Khoeri warga  Gambaran  Rt 44 Rw 11 Pandean Kidul menambahkan, sebelum TMMD, Kodim 0734/Yogyakarta  sudah banyak membantu masyarakat di kelurahannyai dengan Karya Bhakti rutin.

“Saya sangat bangga dengan Anggota TNI baik dari Koramil dan Kodim yang selalu membantu masyarakat seperti jambanisasi, penghijauan, rehab rumah dan sering mengadakan karya bakti.  Semua itu saya kira tidak ada pamrih murni membantu dengan ikhlas untuk masyarakat dan penuh semangat,” ungkapnya didampingi Babinsa Pandean Sertu Ari Fitrianto.

Kendati sudah mendapat bantuan dari program TMMD, namun dalam jangka lebih Panjang, Khoeri  berharap Pemkot Yogyakarta, khususnya dinas BPBD juga memberikan perhatian khusus terhadap kondisi warga yang rumahnya rawan longsor di tepi Kali Gajah Wong. 

Di sisi lain, Sertu Ari menyoroti budaya masyarakat yang gemar memelihara unggas di bantaran sungai. Menurutnya hal itu juga perlu diperhatikan,

“Di sepanjang bantaran sungai ada beberapa warga masyarakat yang membuat kandang ayam dan kandang burung yang berjarak sangat dekat sekali dengan aliran sungai. Hal ini perlu diperhatikan, demi pemeliharaan lingkungan yang baik,” harapnya. (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com