Edutek  

Pertama di Indonesia, Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Janabadra Temukan Alat Belah Durian

YOGYAKARTA – Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Universitas janabadra Yogyakarta berhasil menciptakan Alat Pembelah Durian (APD). Ketiga mahasiswa tersebut adalah Abbas Abdurrohman, Salfianus Malir Masale dan Yopi Dewantara.

Menurut Abbas, berawal dari adanya tugas kuliah Teknik Mesin, ia bersama kedua rekannya mencoba melakukan sebuah riset yang berkaitan dengan technopreneur. Ia dan rekan-rekannya tercetus membuat APD setelah mendapatkan data dari berbagai sumber, bahwa tingkat konsumsi durian di Indonesia semakin tahun terus meningkat,

“Buah durian memiliki karakteristik sulit dibuka, rawan kecelakaan, membutuhkan tenaga ekstra dan kurang efisien. Oleh karenanya kami mencoba membuat APD yang dirancang supaya bisa digunakan siapa saja tanpa mengalami resiko kecelakaan dengan sedikit tenaga,” ujarnya saat seminar perancangan mesin APD di FT Janabadra, Kamis (23/08/2018) siang.

Dijelaskan Abbas, alat dengan bahan besi ringan dan kuat tersebut dibuat selama dua bulan dengan biaya percobaan awal sebesar Rp 400 ribu. Namun demikian, setelah alat dipastikan berfungsi seperti saat ini, bisa dibuat dengan biaya yang murah, sekitar Rp 200 ribu.

Salfianus menambahkan, dari hasil ujicoba yang telah dilakukan, alat dengan bahan besi tersebut mampu digunakan untuk membelah tiga buah durian dalam waktu 1 menit, tanpa resiko kecelakaan dan dengan hasil sempurna karena tidak ada kontak alat dengan isi buah durian,

“Kelebihan APD yaitu portable, mempunyai 2 mekanisme kerja, kuat dan ringan. Penggunaan APD sangat efektif bila digunakan dalam kuantitas besar. Itu sasaran utama, tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk keefektifan penggunaan dalam kuantitas durian kecil,” ujarnya diamini Yopi.

Sementara itu dosen pembimbing ketiga mahasiswa penemu APD, Dr. Eng. Mochamad Syamsiro  mengungkapkan, APD adalah alat belah durian satu-satunya yang pernah ditemukan di Indonesia. Atas temuan ketiga mahasiswanya yang saat ini duduk di semester 7 tersebut, pihak fakultas ke depan akan terus mengembangkan,

“Harapannya ke depan bisa disempurnakan dan dikembangkan fakultas, karena kami memang berupaya selalu memotivasi mahasiswa agar menjadi technopreneur, produsen mesin yang bermanfaat untuk masyarakat,” ungkap Syamsiro.

Syamsiro menambahkan, saat ini Dirjen DIKTI Kemendikbud sudah menelorkan program entrepreneur berbasis teknologi. Lampu hijau dari DIKTI tersebut akan disambut oleh FT Janabadra dengan terus mendorong mahasiswanya agar ketika kelak lulus bisa menjadi techno entrepreneur dengan terus berinovasi menciptakan alat atau mesin serta teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat,

“Ke depan APD yang sudah berfungsi ini akan terus dikembangkan, mungkin dari manual menjadi elektrik atau otomatis untuk memenuhi kebutuhan industri yang berbahan durian skala besar. Sementara untuk yang manual masih bisa dikembangkan menjadi lebih portable untuk kebutuhan rumah tangga atau masyarakat perorangan. Harapannya ke depan kalau sudah sempurna bisa dihakciptakan lalu dimasalkan,” tukas Syamsiro yang juga menjabat Wakil Dekan FT Janabadra.

“Saat ini kami memang sedang memulai membuat semacam inkubator bisnis, ini supaya Fakultas atau Universitas bisa menciptakan technopreneur yang handal dengan produk yang bisa dipasarkan secara luas,” pungkasnya usai seminar yang dihadiri Dekan FT Janabadra, Titiek Widiyasari, S.T., M.T, beserta pimpinan fakultas dan diikuti sejumlah Mahasiswa. (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com