Era Teknologi Berbasis Otomasi, Perlu Penyesuaian Sistem Pendidikan

YOGYAKARTA – Revolusi industri 4.0 membawa berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya dampak sosial yang sangat terasa akibat semakin banyak proses industri dikerjakan oleh mesin berteknologi tinggi (M2M, IoT, Bigdata, dan AI) bahkan menghilangkan intervensi manusia.

Guru Besar Bidang Teknik Elektro Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., mengatakan kondisi tersebut menimbulkan ancaman meningkatkan angka pengangguran. Bagi industri, penyesuaian mesin-mesin industri yang telah terpasang dan saat dibangun dengan return of invesement bertahun-tahun juga menjadi tantangan karena harus melakukan investasi baru.

“Karena industri 4.0 sangat mengandalkan teknologi berbasis otomasi dan menghilangkan peran serta kehadiran manusia maka kualifikasi kebutuhan tenaga kerja juga mengalami perubahan. Oleh sebab itu sistem pendidikan juga perlu disesuaikan,” urainya saat menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar di Balai Senat UGM secara luring terbatas dan disiarkan secara daring di kanal Youtube UGM, Selasa (1/12).

Ia menjelaskan konsep industri 4.0 dan konsep society 5.0 memiliki keterkaitan satu sama lain. Revolusi industri 4.0 menandalkan M2M, IoT, Ai, dan bigdata sebagai komponen utama dalam membuat perubahan di masa depan. Sedangkan dalam society 5.0 pengembangan teknologi modern menempatkan manusia sebagai komponen utamanya. Sebuah konsep teknologi yang menjadikan manusia menjadi fokus pertimbangan utama setiap pengembangan teknologi.

Dalam society 5.0 kesejahteraan manusia menjadi tujuan akhir dari pengembangan sistim,” terangnya.

Selo mencontohkan dalam bidang transportasi seperti kemudahan dalam mendapatkan alat transportasi dan pembayaran. Selain itu, transportasi umum juga akan menjadi lebih ramah terhadap anak kecil, lansia, maupun orang dengan kebutuhan khusus.

Menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Konektivitas Nirkabel Antarperangkat Untuk Kesejahteraan Masyarakat Dalam Society 5.0, Selo mengatakan bahwa otomasi yang mengandalkan konektivitas antar perangkat yang berkomunikasi di level M2M telah banyak diimplmentasikan diberbagai bidang dan dirasakan manfaatnya. Namun begitu, aplikasi tersebut masih dirancang dan diimplementasikan menggunakan konsep industri 4.0 dan belum berfokus secara komperehensif pada manusia.

Ia menegaskan bahwa kesuksesan implmentasi konsep society 5.0 sangat bergantung pada kesuksesan industri 4.0 yang dibangun dengan komponen utama teknologi Iot, M2M, AI, dan Bigdata. Selain itu juga memperhatikan persoalan kecepatan koneksi dan kapsistas koneksi nirkabel.

“Karenanya pengembangan konektivitas jaringan nirkabel yang memadai khususnya WLAN (wifi) dan seluler menjadi kunci penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam konteks society 5.0,” paparnya. (kt1/pr)

Redaktur : Faisal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com