YOGYAKARTA – Miris nasib yang dialami Staf Pelaksana Teknis Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DIY, Ahmad Amri. Saat mengantar surat pemanggilan dari Bawaslu DIY terkait dugaan kampanye terselebung di kampus UMY, dirinya diusir oleh salah satu putra dari Amin Rais.
Amri mengaku tidak hanya diusir, bahkan Putra Amin Rais yang diduga Hanafi Rais tersebut, mencela institusi Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) DIY. Amir diusir dan dicela saat dirinya mendapatkan tugas dari Bawaslu untuk mengantarkan surat pemanggilan di kediaman Amin Rais, di Jl.Pandeyan, Sawit Sari, Condongcatur, Sleman.
“Pihak pak Amin juga mencela Bawaslu, katanya Bawaslu tidak jelas. Memanggil orang tanpa bukti yang jelas,” ujar Amri menirukan sang empunya rumah.
Padahal, dalam surat tersebut, Bawaslu hanya ingin meminta klarifikasi soal kebenaran penyampaian visi misi dan ajakan di lingkungan kampus UMY beberapa waktu lalu. Amri mengaku bahkan dilarang duduk di kursi dan disuruh duduk di jok motor.
Amri menambhakan, setelah dirinya pindah di jok motor kemudian diusir lagi dan diminta motornya untuk dibawa keluar dari pekarangan rumahnya hingga beberapa meter. “Jangan duduk di kursi saya, pindah saja di jok motor sana,” ujarnya kembali menirukan.
Sementara itu, Komisioner Bawaslu DIY Sri Rahayu R Werdiningsih, sangat menyesalkan insiden tersebut. Menurutnya staff Bawaslu datang ke rumah Amin Rais adalah tugas negara yang harus dihormati bukan dicaci apalagi dilecehkan seperti itu.
Sri Rahayu juga membenarkan jika pihaknya telah mengirimkan surat panggilan kepada Amin Rais. Namun Sri tidak menduga jika kejadiannya akan seperti itu. (war)
Redaktur: Rudi F