JAKARTA – Kabar duka. Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Azyumardi Azra MPhil MA CBE meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Serdang, Selangor, Malaysia, pukul 12.30 waktu setempat.Malaysia, Minggu 19/09/2022).
Kabar meninggalnya tokoh nasional yang juga Ketua Dewan Pers tersebut dikonfirmasi Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Kuala Lumpur Yoshi Iskandar dalam pesan singkat yang beredar di kalangan wartawan di Jakarta.
“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Prof Azyumardi meninggal dunia. Posisi di Serdang Hospital,” kata Yoshi.
Sebelumnya sempat beredar informasi, sebelum meninggal dunia, Prof Azyumardi mengalami sesak nafas saat berada di pesawat. Ia mendapatkan pertolongan medis dengan bantuan oksigen di dalam pesawat. Dalam Informasi tersebut, Prof Azyumardi berada dalam satu penerbangan dalam pesawat bersama Prof. Budi , sejarawan USU.
Setelah terkonfirmasi kebenaran informasi meninggalnya Prof Azyumardi, sejumlah petinggi negara juga menyampaikan ucapan bela sungkawa. Diantaranya Menteri agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Menurut Menag, Indonesia telah kehilangan intelektual islam kaliber dunia.
“Indonesia berduka. Almarhum adalah intelektual Tanah Air berkaliber dunia. Karya, ide dan gagasannya sangat mencerahkan, terutama pada ilmu kesejarahan yang menjadi bidang kepakarannya,” tutur Menag di Jakarta, Minggu (19/9/2022).
Prof Azra, kata Menag, tipologi ilmuwan organik dan akademisi yang membumi. Sebagai intelektual, almarhum sangat responsif dan kontributif terhadap dinamika perkembangan zaman.
“Sebelum mengenal beliu secara langsung, saya sudah lebih dulu mengenal Pak Azyumardi Azra dari karya akademik dan karya sosialnya. Beliau sangat produktif menulis, baik dalam bentuk buku, artikel jurnal dan tulisan-tulisan populernya di media massa. Tepat kalau beliau dijuluki sebagai cendekiawan yang konsisten dengan dunia akademik dan selalu berpikir dengan tangannya,” sebut Menag.
Prof Azra, kata Menag, bukan hanya asyik dengan buku, tetapi juga berkecimpung di masyarakat. Berbagai organisasi sosial dan profesi aktif diikuti, termasuk sebagai ketua dewan pers. Almarhum adalah intelektual muslim par exellence yang selalu menyuarakan moderasi beragama dalam karya-karyanya.
“Seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri berhutang dalam ide dan gagasan hingga PTKIN bisa berkembang pesat hingga sekarang. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berkembang pesat adalah rangkaian dari legacy almarhum,” sambungnya.
Satu lagi, kata Menag, dan ini yang sangat mahal. Almarhum Prof Azra adalah sosok yang sangat sederhana. “Kesederhanaannya adalah teladan bagi semua akademisi dan intelektual di Indonesia. Indonesia berduka, semoga almarhum senantiasa mendapat limpahan rahmat Allah SWT. Aamiin,” pungkasnya. (pr/kt3)
Redaktur: Faisal