BANTUL– Memasuki musim penghujan, perkembangan nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dikhawatirkan meningkat. Namun, Pemda DIY sudah sejak lama melakukan antisispasi. Namun metode yang digunakan kali ini tidak seperti biasanya dengan melakukan fogging, justru menyebar bibit nyamuk. Lho kok bisa?
Ya, Pemda DIY bekerjasama Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta yang melibatkan peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia.
Project Leader EDP Yogyakarta, Prof. Dr. Adi Utarini, MPH., PhD, mengatakan metode wolbachia merupakan metode alami tanpa efek samping kepada manusia, binatang dan lingkungan.
Dielaskan Prof. Utarini, Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat di dalam sel tubuh serangga dan terbukti mampu menghambat perkembangan virus Dengue pada nyamuk Aedes Aegypti. Cara kerjanya, kata dia, yaitu saat nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk biasa, maka Wolbachia akan diturunkan ke generasi berikutnya sampai semua nyamuk di lingkungan tersebut mengandung Wolbachia.
“Dengan demikian, meskipun kita digigit nyamuk Aedes Aegypti, virus DBD tidak berpengaruh pada tubuh karena nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia adalah nyamuk anti demam berdarah. Penelitian metode Wolbachia juga merupakan penelitian yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia,” ungkapnya saat acara peletakan telur Aedes Aegypti ber-Wolbachia di Dusun Jomblangan, Desa Banguntapan, Bantul, yang dihadiri Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam IX (PAIX), Senin (08/12/2014).
Sementara dalam sambutan tertulis yang dibacakan PA IX, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menuturkan pemberdayaan masyarakat untuk mengetahui dan terus memantau tempat-tempat yang potensial bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti harus terus ditingkatkan.
“Karena pencegahan atau upaya menekan faktor-faktor pendorong berkembangnya nyamuk penyebab demam berdarah akan lebih murah, daripada melakukan tindakan setelah jatuh korban,” tutur PA IX membacakan sambutan Sri Sultan, dikutip dari pers rilis humas Pemda DIY.
Sri Sultan berharap jajaran kesehatan dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kesehatan dapat mempelajari metode Wolbachia untuk menekan penularan virus demam berdarah, sehingga ke depannya jumlah penderita penyakit DBD di masyarakat dapat ditekan.
Usai membacakan sambutan, PA IX memperoleh kehormatan untuk melakukan peletakan pertama telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia .
Sekadar informasi, kegiatan yang merupakan kerjasama antara Pemda DIY, Pemkab Bantul, serta EDP-Yogyakarta didanai Yayasan Tahija. Acara pelepasan telur nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPRD DIY, Yoeke Indra Agung Laksana, SE, Ketua Dewan Riset Daerah DIY, Ir. Bayudono, MSc, dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Bantul, Dr. Drs. Suyoto HS, Msi, MMA. (pr/ian)
Redaktur: Rudi F