Bong Suwung Jadi Lokasi Pengembangan Stasiun Tugu, Bisa Untuk Langsir Kereta Api

Bong Suwung yang berada di barat Stasiun Yogyakarta setelah dibersihkan dari permukiman warga.

 

 

JOGJAKARTANEWS.COM, YOGYAKARTA – Kereta api langsir di Stasiun Yogyakarta atau Stasiun Tugu hanya bisa dilakukan melalui rel sisi timur stasiun. Itu mengakibatkan kendaraan yang dilintasi rel berhenti cukup lama. Kendaraan seperti sepeda motor dan mobil banyak yang berhenti dan mengakibatkan kemacetan.

Namun, dengan dikosongkannya kawasan Bong Suwung di sisi barat stasiun dari permukiman warga, langsiran kereta api atau lokomotif bisa dilakukan ke sisi barat. Lokasi Bong Suwung kembali menjadi wilayah emplasemen stasiun. Sehingga bisa dilakukan langsir lokomotif atau sekaligus rangkaiannya.

“Dengan sterilisasi ini diharapkan dapat membuka ruang bagi pengembangan Stasiun Yogyakarta yang merupakan salah satu gerbang utama menuju Kota Yogyakarta,” kata EVP (Executive Vice President) PT Kereta Api (KAI) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta Bambang Respationo, Kamis, 3 Oktober 2024.

“Saat ini kita langsiran kereta api hanya ke arah timur sedangkan seperti kita ketahui kondisi jalan di Yogyakarta sudah macet luar biasa sehingga kita harapkan dapat bermanuver ke Barat dan berandil untuk mengurangi kemacetan,” tambah Bambang.

Kemudian emplasement yang sudah bersih ini nantinya akan dilakukan pemekaran dalam artian pelebaran jarak antara rel. Hal tersebut memungkinkan perpanjangan peron Stasiun Yogyakarta.

“Saat ini dapat kita lihat bahwa peron di antara dua jalur pendek-pendek. Ini juga berbahaya bagi penumpang karena berkerumun. Nanti rel ini akan kita lebar-lebarkan semua, sehingga memberi ruang untuk pengembangan peronnya. Jadi pengembangan tahap pertama adalah pengembangan di emplasemennya,” ia menambahkan.

Untuk tahap berikutnya Stasiun Yogyakarta ini akan diperluas sehingga dapat mengakomodir penambahan pelanggan kereta api. Sebab bangunan stasiun yang ada sekarang merupakan BCB (bangunan cagar budaya). Sehingga hanya bisa membuat bangunan baru dengan lahan yang sudah dikosongkan itu.

“Stasiun yang sekarang adalah stasiun yang heritage, tidak bisa dirombak lagi. Kita bisa melakukan pengembangan dengan membuat bangunan stasiun lagi yang lebih besar di sekitarnya,” kata Bambang.

Seluruh upaya yang dilakukan KAI Daop 6 tersebut juga diharapkan dapat membantu memperkuat image Kota Yogyakarta sebagai tujuan utama wisata dari berbagai daerah, dalam maupun luar negeri sehingga tingkat kunjungan juga naik. Selain itu, kenyamanan para pengguna jalan aspal juga tidak terganggu adanya kereta api yang sedang langsir.

FULL

58 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com