Mie Ayam Buronan, Rasa Tak Lari Meski Namanya Kabur

 

JOGJAKARTANEWS.COM, SLEMAN – Di antara hiruk-pikuk Jalan Gito Gati, Sleman, berdiri sebuah warung mie ayam yang namanya unik dan mudah diingat: Mie Ayam Buronan. Meski terdengar seperti tempat persembunyian, justru di sinilah banyak orang “tertangkap” oleh kelezatan mie ayam racikan Bu Roni.

Didirikan pada tahun 2023, warung ini tumbuh cepat menjadi salah satu ikon kuliner baru di kawasan utara Yogyakarta. Dari luar, bangunannya sudah mencuri perhatian — rumah joglo limasan dari kayu jati yang kokoh dan hangat, berdiri di belakang bengkel Motor Sport Kawasaki Manual Tech.

Halamannya luas dan asri, dihiasi tanaman hijau dan beberapa meja kayu di bawah rindangnya pepohonan, membuat suasana makan terasa seperti di rumah sendiri.

“Saya ingin tempat ini bukan cuma buat makan, tapi juga buat nyantai. Orang bisa ngobrol, ngopi, sambil menikmati mie ayam buatan sendiri,” kata Roni bin Sanin, sang pemilik, sambil menyeka keringat di tengah antrean pelanggan siang itu.

Racikan Kaldu Pekat dan adonan Mie Sendiri

Ciri khas Mie Ayam Buronan ada pada kuah kaldunya yang kental gurih tanpa rasa amis. Bu Roni meracik kaldu ayam kampung segar setiap pagi, ditambah bawang putih goreng dan jahe untuk memperkuat aroma. Mie-nya pun racikan sendiri dari campuran tepung segar tanpa pengawet.

“Kalau racikan mie sendiri, saya bisa pastikan teksturnya kenyal tapi lembut. Orang makan jadi puas, bukan cuma kenyang,” ujarnya.

Selain mie ayam kuah, warung ini juga menawarkan mie ayam goreng (kering), pangsit chilli oil, bakso, dan siomay — semuanya disajikan hangat dengan sambal dan acar segar.

Nama yang Jadi Berkah

Nama “Buronan” awalnya hanya candaan Roni dan temannya. Tapi justru nama itu yang membuat banyak orang penasaran datang mencoba. Setelah mencicip, mereka malah ketagihan. Di media sosial, banyak warganet menulis: “Sekali makan, langsung ikut buron rasa gurihnya.”

Kini, Mie Ayam Buronan menjadi tempat makan yang tak hanya memanjakan lidah, tapi juga menawarkan suasana teduh dan nostalgia khas rumah Jawa.

“Saya bukan kejar banyak cabang, yang penting pelanggan puas dan mau balik lagi. Kalau rasa sudah kabur, baru saya yang jadi buronan,” tutup Roni sambil tertawa.

FULL

60 / 100 Skor SEO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com