YOGYAKARTA – Ketua Ikatan Keluarga Alumni LEMHANNAS (IKAL) RI Komisariat DIY, Sugiyanto Harjo Semangun, M.Si menilai saat ini generasi bangsa Indonesia kurang mendapatkan tontonan yang menumbuhkan semangat nasionalisme dan bela negara,
Menurutnya, saat ini tatanan dan tuntunan barangkali sudah ada, namun tontonan yang menumbuhkan jiwa nasionalisme dan bela negara, masih kurang. Generasi muda, kata dia, lebih banyak disuguhi tontonan yang justru semakin menjauh dari nilai-nilai Pancasila sebagai way of life bangsa Indonesia.
“Tontonan hoax, isu Suku Ras dan Agama (SARA) yang merusak kebhinnekaan, serta ancaman dis integrasi bangsa, justru semakin menggejala. Oleh Karenanya, Konsep Buku Soedirman: The Great Genuine General dan pameran patung karya Yusman ini merupakan upaya menyuguhkan tontonan yang menggugah kesadaran nasionalisme ala jaman now,” tutur Sugiyanto usai jumpa pers bedah Buku Soedirman: The Great Genuine General, dan Pameran Tunggal Restrispeksi Yusman bertajuk Menandai Indonesia, di Jogja Gallery, Alun-Alun Utara Yogyakarta, Minggu (17/12/2017) siang.
Dikatakan Sugiyanto, digelarnya bedah buku perjalanan Gerilya Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman karya (Alm) Bugiakso dan Nining Tedjaningsih (Cucu Panglima Besar Jenderal Soedirman) dan Pameran Patung Karya Yusman bertujuan memberikan tontonan yang sekaligus menyegarkan kembali ingatan bangsa Indonesia akan jasa-jasa para pahlawan, terutama Pangsar Jenderal Soedirman,
“Perlu saya sampaikan, IKAL DIY mendukung peluncuran buku Pangsar Soedirman ini sebagai bentuk penghargaan Kepada Pangsar Soedirman dan Keluarganya. Royalti yang akan diterima keluarga dari penjualan buku, adalah wujud penghormatan kepada Pangsar Jenderal Soedirman yang jasa-jasanya untuk republik ini tidak bisa dinafikan. Jangan sampai anak cucu beliau tidak sejahtera, sebab kesejahteraan yang kita dapatkan juga ada andil besar dari beliau,” urai lulusan Universitas Indonesia, Magister Sains, Program Studi Kajian Ketahanan Nasional ini.
Bedah buku Soedirman dan pameran patung karya Yusman ini, kata Sugiyanto, terselenggara atas kerjasama IKAL DIY dengan Korem 072/Pamungkas dalam rangka memperingati Hari Juang Kartika Tahun 2017. Dia menjelaskan, Hari Juang Kartika selama ini identik dengan TNI, khususnya Angkatan Darat, namun sesungguhnya Hari Juang Kartika seharusnya menjadi refleksi seluruh bangsa Indonesia akan perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan,
“Pada 12 Desember hingga 15 Desember 1945 TKR yang dipimpin Pangsar Jenderal Soedirman dan didukung rakyat bertempur melawan penjajah belanda dan sekutu untuk mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, serta martabat bangsa Indonesia yang baru diproklamasikan. Pertempuran di Ambarawa, Jawa Tengah Itu kita kenal dengan ‘Palagan Ambarawa’ yang saat ini diperingati sebagai hari Juang Kartika,” tutur peraih gelar Master Business dari University Central England ini.
Lebih lanjut mantan Ketua Osis SMA Negeri 1 Sleman angkatan 1987 ini menguraikan, bedah buku Soedirman: The Great Genuine General yang disajikan secara detil, dengan gaya penyajian bahasa dan grafis kekinian diharapkan menjadi inspirasi dan menyegarkan kembali ingatan bangsa Indonesia akan kemerdekaan yang sesungguhnya diraih dengan pengorbanan darah dan air mata para pahlawan.
Sementara pameran patung karya Yusman yang banyak meraih Rekor Muri dalam karya monumentalnya, kata Sugiyanto, diharapkan sebagai sentuhan sejuk guna mengingatkan perjuangan para pahlawan dengan seni.
“Sebab seni lebih bisa diterima masyarakat. Seni sendiri bagian dari budaya dan budaya bisa menyatukan bangsa,” imbuh Tokoh Nasional yang banyak mengisi seminar nasional bertemakan wawasan kebangsaan dan bela negara ini.
Sugiyanto menambahkan, kegiatan bedah buku Soedirman dan pameran patung karya Yusman yang banyak menampilkan sosok pahlawan juga relevan dengan misi IKAL,
“Misi LEMHANNAS salah satunya yaitu mendidik kader-kader pimpinan nasional yang bersumber dari seluruh komponen bangsa sehingga dapat menjadi calon pemimpin yang bersikap negarawan, integratif, profesional, memiliki watak, moral, dan etika kebangsaan serta berwawasan kebangsaan dan memiliki cakrawala pandang yang universal dengan tetap mendahulukan kepentingan nasional yang pada intinya untuk keamanan dan kesejahteraan seluruh tumpah darah Indonesia. Sebagai alumni kami berkewajiban melaksanakan misi tersebut,” pungkas Sugiyanto yang Alumni LEMHANNAS RI / PPSA- XVII/2011 .
Selain Sugiyanto dalam jumpa pers turut memberikan keterangan bersama antara lain, KRMT. Indro Kimpling Suseno (Direktur Jogja Gallery), Yusman (Pematung), Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum (Kurator), Agus Subagyo dan Rudi Winarsa (Jenderal Soedirman Center).
Sekadar mengingatkan, acara bedah buku Soedirman: The Great Genuine General akan dihelat di Museum Sasmitaloka Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman di Jalan Bintaran Wetan No 3 Yogyakarta, Rabu (20/12/2017) Pukul 15.00 sampai dengan selesai. Acara tersebut akan mengundang 150 peserta dari berbagai elemen masyarakat dan Perguruan Tinggi di Yogyakarta yang rencananya akan dibuka oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Bedah buku akan menghadirkan key note speaker, Ketua IKAL Pusat, Jenderal (Purn) Agum Gumelar. Kemudian sebagai narasumber, akan dihadirkan Ir. Muhammad Teguh Bambang Cahyadi Soedirman (Anak Pangsar Jenderal Soedirman), Dr. Muhammad A.S Hikam, APU (pengamat politik dari President University) dan Prof. Dr. Anhar Gonggong (Sejarawan) dan dimoderatori oleh Dr. Hempri Suyatna, S.Sos, M.Si (akademisi UGM).
Acara akan dimeriahkan konvoi pasukan berkuda dan andong dari Museum Sasmitaloka menuju Jogja Gallery. Event bedah buku Jenderal Soedirman dan pameran patung karya Yusman selain didukung Jogja Gallery juga akan melibatkan Jenderal Soedirman Center, seniman Sakato, komunitas Djogjakarta 1945, dan Bhumi Atala Dwipa.
Sedangkan pameran patung karya Yusman akan digelar di Jogja Gallery, Alun-Alun Utara Yogyakarta, 20 Desember 2017 hingga 10 Januari 2018 mendatang. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin. AS