Oleh: Teguh Wiyono, M.Pd.I
Di era modern ini sering disebut dengan era milenial, yaitu era dimana arus perkembangan tekhologi yang tidak bisa terbendung sementara minus moral dan kepribadian karena larut dengan dunianya sendiri. Era milenial mengakibatkan masyarakat selalu bergelut dengan masalah-masalah yang kompleks yang tiada henti-hentiya, baik masalah politik, ekonomi, kebudayaan, terorisme, kemiskinan, pelecehan terhadap anak, pembunuhan, perusakan alam, penyalahgunaan obat terlarang, informasi yang serba hoax (berita bohong), ujaran kebencian, cyber crem (kejahatan dunia maya) dan lain sebagainya. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat membutuhkan suatu hal untuk menghentikan dan menangkalnya agar kehidupan mereka merasa tenang dan nyaman sebagai masyarakat. Sebenarnya bangsa kita masyarakatnya mayoritas memiliki agama dan kepercayaan masing-masing sebagai pegangan hidupnya. Namun mengapa masyarakat sudah memiliki agama masih selalu saja berhadapan dengan permasalahan-permasalahan yang kompleks, menurut penulis karena masyarakat dalam menjalankan ajaran agama tidak dengan yang sebenar-benarnya.
Agama merupakan sebuah sistem yang mengatur tentang kepercayaan, sistem budaya serta pandangan dunia yang menghubungkan manusia terhadap tatanan dari kehidupan, yang diwujudkan oleh suatu masyarakat atau kelompok dalam menginterpretasikan dan memberikan tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan dipercayai atau diyakininya sebagai yang suci atau ghoib. Bagi para penganut, agama mempunyai isi tentang ajaran-ajaran terkait kebenaran yang mutlak dan tertinggi terhadap eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk agar supaya selamat di dunia dan akhirat. Oleh karena itu agama bisa menjadi salah satu bagian inti tentang sistem-sistem nilai yang terdapat dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan juga menjadi salah satu pendorong serta pengontrol agar tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai serta ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama yang dianutnya
Selain itu agama juga bisa berarti suatu adat kebiasaan tingkah laku, patuh, hukum, aturan, dan pikiran. Ketika sesorang mempunyai keyakinan yang mereka percaya masing-masing menurut pandangan mereka, mereka akan memperoleh tentang etika, moralitas, hukum agama, atau pun gaya hidup yang disenangi.
Kemudian fungsi agama diantarnya; Pertama, Sebagai jembatan perdamain dunia, karena ajaran agama selalu mengutamakan untuk selalu hidup berperilaku baik, saling menghormati dan menyayanngi dengan orang yang beragama berbeda dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamain dunia. Agama memiliki idiologi yang berbeda-beda tetapi setiap negara dilandasi rasa saling menghormati hak asai manusia, saling menghargai, mengutamakan persamaan derajat tapi tidak saling merugikan satu sama lain. Menjauhi hinaan atau menghujatan terhadap orang lain dan tidak saling merasa benar, maka perdamain dunia akan selalu tercipta hingga akhir jaman. Sehingga permasalahan tentang berita bohong atau hoax dan ujaran kebencian akan terminimalisir dan menjadikan masyarakat saling percaya.
Kedua, sebagai alat untuk sosial. Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas, dan lebih tanggap dalam menyikapi dan menghadapi masalah-masalah sosial di masyarakat, misalanya adanya kemiskinan, keadilan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia atau tentang aktifitas yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnahkan agar tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi menjerat perilaku generasi berikutnya kearah yang pernuh dosa.
Ketiga, Sebagai jenjang hidup yang baru. Ajaran agama selalu mengajarkan hal-hal yang baik dan melarang manusia untuk berbuat sesuatu yang merugikan orang lain apapun bentuknya. Ajaran agama mampu memperbaiki kualitas kehidupan seseorang dalam bergaul dan berinteraksi di tengah masyarakat. Bahkan mampu mengubah pribadi sesorang atau kelompok menjadi memiliki jenjang kehidupan yang baru yaitu kehidupan yang lebih baik dan mencapai spiritualitas masing-masing.
Keempat, Sebagai semangat kreatifitas. Ajaran agama utuk memberi semangat kemandirian dan kreativitas seseorang agar lebih baik dan terarah tanpa disusupi oleh kecurangan kejahatan-kejahatan yang merugikan orang lain. Semangat kreatifitas dapat mengajak seluruh manusia di dunia untuk saling bekerja sama dalam berkarya, bekerja dan memanfaatkan keterampilan, minat, bakat untuk kemajuan bangsa dan negara.
Kelima, Sebagai identitas diri. Agama apapun di dunia ini adalah sebagai identitas seseorang sebagai umat beragama dan tidak atheisme (tidak beragama). Identitas tersebut bisa terdapat pada kartu tanda penduduk, paspor dan surat penting lain. Hal ini menunjukan bahwa kita harus menghormati agama orang lain yang sebenarnya telah diakui sebagai agama yang sah di dunia.
Dengan begitu pentingnya fungsi agama bagi manusia, sehingga kita sebagai orang yang beragama harus bisa memposisikan keyakinan atau agama kita di posisi yang paling terdepan sebagai nahkoda di era milenial yang begitu kompleks permasalahan yang berkembangnya tekhnologi yang sangat pesat. Agama dijadikan sebagai Nakhoda diharapkan dapat memikul tanggung jawab penting dan mengontrol sebuah permasalahan yang terjadi di masyarakat, sehingga masyarakat dapat menjalani hidupnya dengan aman dan nyaman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. [*]
*Penulis adalah Pengajar di Universitas Terbuka Purwokerto