YOGYAKARTA – Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Janabadra (FT-UJB) Yogyakarta yang tergabung dalam Janasky Team, siap berkompetisi dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) yang diselenggarakan Kemenristek Dikti, pada 5-10 November mendatang di Lampung.
Janasky Team yang beranggotakan tiga mahasiswa FT UJB tersebut berhasil menciptakan pesawat terbang tanpa awak atau pesawat Nirawak tipe flywing. Para mahasiswa tersebut adalah Farhan Kristianto Irawan dan Moh Arif Ma’ruf Setiawan dari Jurusan Teknik Informatika, serta Hary Firmansyah dari Jurusan Teknik Mesin. Dalam menciptakan Nirawak tersebut, ketiga mahasiswa didampingi Dosen Pembimbing Widodo SPd MPd.
Ketua Janasky Team Farhan Kristianto mengatakan, pesawat Nirawak sudah lolos dalam tahap penilaian pertama atau rancang bangun dalam KRTI. Saat ini,kata dia, timbnya tengah mempersiapkan untuk tahap kedua,
“Semoga bisa melaju sampai saat pelaksanaan lomba dan mendapatkan juara,” kata Farhan di Kampus UJB, Jalan Tentara Rakyat Mataram Yogyakarta, Kamis (04/10/2018), siang, didampingi kedua rekan satu tim beserta dosen pembimbing dan Wakil Rektor I UJB Dr Eng Mochamad Syamsiro.
Sementara itu, Hary menambahkan, pesawat Nirawak yang diciptakan timnya agar bisa dioperasikan secara manual dan otomatis. Sebab menurutnya, dalam lomba nanti pesawat dituntut mampu terbang dengan membawa beban berupa susu kotak seberat 276 gram dan berhasil mendarat dengan baik tanpa ada kerusakan benda yang diangkut,
“Ketika terbang hingga jarak 100 meter, pesawat masih dikendalikan secara manual menggunakan remote control, namun selepas itu otomatis dengan bantuan aplikasi mission planner dan kembali manual lagi saat akan landing,” bebernya.
Kemudian ditambahkan Arif, selain bisa terbang dan mendarat dengan baik, lomba juga menuntut kecepatan terbang pesawat. Oleh karenanya, dia bersama Tim merancang pesawat sedemikian rupa agar bisa terbang dengan aman juga cepat,
“Wahana ini mampu menampung beban maksimal 1,7 kilo gram, kecepatan maksimal 115 km per jam, ketinggian 100 meter dan mampu menempuh jarak 700 meter. Supaya ringan, kami menggunakan bahan polifoam untuk bodi, sayap dan ekor pesawat,” ujarnya.
Terkait spare part, Arif menjelaskan, kebanyakan didapatkan dari dalam negeri, namun ada beberapa item yang harus diimpor seperti motor dan baterai. Sejauh ini, ia dan tim menghabiskan dana sekitar Rp 4 juta untuk membangun peswat Nirawak tersebut.
Wakil Rektor I UJB Dr Eng Mochamad Syamsiro mengapresiasi karya mahasiswanya. Ia mengatakan, pihak kampus mendukung penuh pengembangan pesawat Nirawak di UJB,
“Banyak manfaat didapat para mahasiswa, antara lain menambah ilmu tentang robot flying, mampu mengembangkan ilmu tentang robotika khususnya wahana flying serta memberikan pengalaman kepada tim tentang merancang dan cara menyelesaikan misi dengan baik,” tukasnya.
Selain itu Syamsiro berharap penemuan mahasiswa ke depan akan lebih dikembangkan bukan hanya sekadar untuk menghadapi kompetisi KRTI, melainkan untuk kemanfaatan yang lebih bagi masyarakat,
“Harapannya karya mahasiswa FT UJB ini selain bisa juara di KRTI, nantinya juga bisa lebih dikembangkan sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas,” harap Syamsiro. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin. AS