JAKARTA – Memperingati Hari Ibu, Minggu (22/12/2013) Fadli Zon mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih menghormati kaum perempuan. Sejenak, budayawan dan politkus Partai Gerindra tersebut mengajak masyarakat untuk merenung perihal perjuangan perempuan khusunya ibu dalam pembangunan bangsa.
“Kita harus ingat, betapa kaum perempuan juga mengambil bagian dalam mengusir penjajah. Seperti Dewi Sartikam Rasuna Said, Christina Martha Tiahahu, Cut Nyak Dhien dan masih banyak lainnya,” ujarnya, Minggu (22/12/2013).
Fadli menyayangkan jika peringatan Hari Ibu hanya bersifat seremonial belaka. “Seharusnya bisa menjadi tolak ukur, seberapa besar kita telah menjunjung tinggi peran ibu dalam kehidupan, termasuk kehidupan berbangsa dan bernegara,” imbuhnya.
Untuk itu, Fadli Zon juga sangat meyayangkan tindakan pemerintah yang belum mampu mengangakat martabat perempuan dalam berbangsa dan bernegara. Hal itu dibuktikan masih banyaknya kasus kekerasan terhadapa perempuan yang dibiarkan mengambang dan tidak terselesaikan.
Sepanjang 2012, Fadli merinci ada sekitar 8.315 kekerasan terhadap perempuan. Dalam rincian tersebut, kata Fadli, 46% kekerasan psikis, 28% kekerasan fisik, 17% kekerasan seksual, dan 8% kekerasan ekonomi.
“Bangsa macam apa ini yang membiarkan kau perempuanterdiskriminasi,” kecam Fadli.
Selain itu, Fadli juga menghimbau kepada pemerintah agar melibatkan perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. Padahal jika diberi kesempatan, dilindungim dan tidak didiskriminasi, perempuan bisa berperan besar dalam pembangunan.
“Karena itu, salah satu dari 6 Program Aksi Partai Gerindra adalah menempatkan 30% perempuan dalam posisi menteri dan atau pejabat setingkat menteri dan mendorong kedudukan strategis lainnya bagi perempuan pada pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota. Dengan demikian, kaum perempuan dapat berpartisipasi dalam menentukan arah kebijakan,” pungkasnya. (lia)
Redaktur: Aristianto Zamzani