Ratusan Anggota IDI Gunungkidul Aksi Solidaritas Tolak Kriminalisasi Dokter

GUNUNGKIDUL – Ratusan dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gunungkidul melakukan aksi solidaritas menolak kriminalisasi terhadap dokter di Hotel Cyka Raya jl. Lingkar Selatan, Wonosari, Jum’at (22/11/2013) sekitar pukul 09.00 tadi pagi.

Para dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Negeri maupun swasta, serta Puskesmas se-Gunungkidul tersebut menuntut Mahkamah Agung (MA) membebaskan tiga rekan seprofesinya, dokter kandungan RSP Manado, dr. Dewa Ayu Sasiary Prawani, Hendry Simanjuntak dan Hendy Siagian yang diduga melakukan mall praktik.

Dalam orasinya Ketua IDI Gunungkidul, Edy Suharisman menyatakan, putusan yang mempidanakan ketiga rekan seprofesinya tersebut merupakan preseden buruk yang bisa mempengaruhi totalitas pengabdian dokter lainnya dalam melakukan penanganan medis terhadap pasien.

“Ketiga rekan kami itu sudah melakukan tindakan medis sesuai prosedur. Terlepas hasilnya lain dari yang diharapkan pasien, itu di luar kuasa dokter. Kami menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme dokter,” tandas Edy.

Edy menambahkan, dokter juga menjujung tinggi independensi profesinya. Oleh karenanya, kata dia, aksi solidaritas dilakukan di halaman Gedung Pertemuan Hotel Cyka Raya, karena tidak ingin menggunakan fasilitas pemerintah.

Selain melakukan orasi, dalam aksinya para dokter yang mengenakan pakaian dokter juga menyematkan pita hitam di lengan, sebagai simbolisasi keprihatinan. Mereka juga membubuhkan tanda tangan di atas kain putih dengan ukuran kurang lebih 7×1 meter, sebagai dukungan pembebasan ketiga rekan mereka tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Widodo yang juga hadir dalam aksi tersebut juga turut membubuhkan tanda tangan dukungan.

“Pembubuhan tanda tangan ini sebagai bentuk menolak kriminalisasi dokter, dan mendukung pembebasan rekan kami,” kata Humas IDI Gunungkidul, dr.Ida Rochmawati kepada wartawan usai melakukan pembubuhan tanda tangan.

Ida menambahkan, meski menggelar aksi solidaritas, pelayanan kesehatan di Gunungkidul tidak terganggu. Usai melakukan aksi solidaritas dan doa bersama untuk kebebasan tiga rekannya yang sedang menghadapi hukum, ratusan dokter kembali menjalankan tugasnya di tempat masing-masing.

“Aksi ini tidak mengganggu pelayanan masyarakat. Kami akan tetap menjalankan tugas memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien,” katanya. (dit)

Redaktur: Azwar Anas

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com